Jakarta, SatuRakyat – Arab Saudi, Mahkamah Agung Arab Saudi mengumumkan pada hari Minggu (10/3) bahwa 1 Ramadan 1445 Hijriah jatuh pada hari Senin, 11 Maret 2024.
Pengumuman ini berdasarkan hasil pengamatan hilal yang dilakukan di berbagai wilayah di Arab Saudi.

“Berdasarkan hasil pengamatan hilal yang dilakukan di berbagai wilayah di Arab Saudi, maka Mahkamah Agung mengumumkan bahwa 1 Ramadan 1445 Hijriah jatuh pada hari Senin, 11 Maret 2024,” demikian bunyi pernyataan Mahkamah Agung yang dikutip dari Saudi Press Agency (SPA).

Pengumuman ini disambut dengan suka cita oleh umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Banyak umat Islam yang sudah bersiap menyambut bulan suci Ramadan dengan berbagai persiapan, seperti membeli bahan makanan untuk berbuka puasa, menyiapkan pakaian untuk salat tarawih, dan lain sebagainya.

Metode Penentuan Awal Ramadan

Di Arab Saudi, penentuan awal Ramadan dilakukan dengan dua metode, yaitu rukyat (pengamatan hilal) dan hisab (perhitungan astronomi).
Rukyat merupakan metode tradisional yang dilakukan dengan cara melihat hilal di ufuk barat setelah matahari terbenam.

Sementara itu, hisab merupakan metode modern yang menggunakan perhitungan astronomi untuk menentukan posisi bulan.
Hisab dapat memprediksi kapan hilal akan terlihat di suatu wilayah tertentu.

Pada tahun ini, Mahkamah Agung Arab Saudi menggunakan kedua metode tersebut untuk menentukan awal Ramadan.
Hasil pengamatan hilal di berbagai wilayah di Arab Saudi menunjukkan bahwa hilal terlihat pada hari Minggu (10/3) malam.

Persiapan Menyambut Ramadan

Di Indonesia, Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat untuk menentukan awal Ramadan 1445 Hijriah pada hari Minggu (10/3) malam.
Sidang isbat ini akan dihadiri oleh para ahli astronomi, pakar fikih, dan pejabat Kementerian Agama.

Umat Islam di Indonesia diharapkan untuk menyambut Ramadan 1445 Hijriah dengan penuh suka cita dan khusyuk.
Selain itu, umat Islam juga diharapkan untuk meningkatkan kualitas ibadah di bulan Ramadan, seperti memperbanyak salat, membaca Al-Quran, dan bersedekah.

Dampak Ramadan bagi Ekonomi

Bulan Ramadan memiliki dampak yang signifikan bagi ekonomi di Indonesia.
Pada bulan ini, terjadi peningkatan konsumsi masyarakat, terutama untuk kebutuhan bahan makanan dan perlengkapan ibadah.

Peningkatan konsumsi ini mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor, seperti sektor perdagangan, jasa, dan manufaktur.
Selain itu, Ramadan juga membuka peluang usaha baru bagi masyarakat, seperti penjualan makanan dan minuman untuk berbuka puasa, serta penjualan pakaian dan perlengkapan ibadah.

Pengumuman awal Ramadan 1445 Hijriah oleh Arab Saudi disambut dengan suka cita oleh umat Islam di seluruh dunia.
Umat Islam di Indonesia diharapkan untuk menyambut Ramadan dengan penuh suka cita dan khusyuk, serta meningkatkan kualitas ibadah di bulan suci ini.

Baca Juga : Bulan Ramadan: Menyingkap Tabir Penanda Awal Ramadan, dari Tradisi hingga Sains