Jakarta, SatuRakyat – Balon Propaganda, Tensi hubungan antara Korea Selatan dan Korea Utara kembali memanas. Kali ini bukan rudal atau tembakan senjata, melainkan perang balon propaganda yang terjadi. Kita akan membahas kronologi kejadian dan dampaknya bagi kedua Korea.

Balon Sampah vs K-Pop dan Drama Korea

Awal kisahnya dimulai ketika kelompok aktivis Fighters for a Free North Korea (FFNK) Korea Selatan meluncurkan balon raksasa berisi 200.000 selebaran yang mengecam pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Tak hanya itu, mereka juga menyertakan 5.000 USB berisi video musik dan drama Korea Selatan, serta 2.000 lembar uang dolar AS. Bagi FFNK, ini adalah bentuk “surat kebenaran dan kebebasan” yang ingin mereka sampaikan kepada warga Korea Utara.

FFNK bukanlah pihak pertama yang menggunakan balon propaganda. Selama bertahun-tahun, mereka telah mengirim balon berisi makanan, obat-obatan, radio, dan informasi yang dilarang oleh rezim Korea Utara.

Sebagai balasan, Korea Utara mengirimkan balon berisi 15 ton sampah, tanah, dan benda lain yang dianggap “kotoran” oleh Korea Selatan. Ini memicu kekhawatiran warga perbatasan Selatan yang teringat kembali masa Perang Korea.

Dampak Balon Propaganda

Aksi saling balas balon propaganda ini tidak hanya mengganggu penerbangan, tetapi juga berdampak pada hubungan kedua Korea. Kesepakatan militer yang ditandatangani pada 2018, di masa hubungan yang relatif hangat, kini terancam ditangguhkan oleh Korea Selatan.

Kisah Park Sang-hak dan Harapan akan Kebebasan

Park Sang-hak, pemimpin FFNK yang merupakan pembelot Korea Utara, menceritakan pengalaman masa mudanya. Balon propaganda dari Selatan pernah memberinya jendela informasi tentang dunia luar yang selama ini dilarang oleh rezim Korea Utara. Selebaran yang ia temukan berisi kisah para pembelot yang melarikan diri, dan hal inilah yang menginspirasinya untuk berjuang demi kebebasan Korea Utara.

Perang balon propaganda ini menjadi bukti bahwa hubungan antar-Korea masih jauh dari kata damai. Diperlukan langkah nyata dari kedua belah pihak untuk mengurangi ketegangan dan membuka kembali jalur diplomasi. Akankah Korea Selatan dan Korea Utara bisa menemukan cara untuk berdamai? Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.

Baca Juga : Drone Ditembak Jatuh Usai Terbang Liar di Area Kejaksaan Agung RI