
Jakarta, SatuRakyat – Bom, Sebuah bom bunuh diri menggemparkan kota Kandahar, Afghanistan, pada Kamis pagi (21/3) waktu setempat.
Ledakan dahsyat yang menargetkan sekelompok orang di depan New Kabul Bank di pusat kota tersebut merenggut nyawa tiga orang dan melukai sedikitnya 20 lainnya.
Serangan mengerikan ini terjadi di tengah situasi keamanan yang kian rapuh di Afghanistan pasca penarikan pasukan Amerika Serikat dan NATO tahun lalu.
Kelompok teroris ISIS, yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini, terus melancarkan aksi kekerasan untuk destabilize pemerintahan Taliban.
Kronologi dan Dampak Serangan
Ledakan bom terjadi sekitar pukul 8 pagi saat bank tengah ramai dikunjungi nasabah.
Saksi mata menuturkan bahwa seorang pembom bunuh diri meledakkan dirinya di tengah kerumunan, menyebabkan ledakan besar dan kepanikan di antara warga sekitar.
Sejumlah foto dan video yang beredar di media sosial menunjukkan kerusakan signifikan di lokasi kejadian.
Kaca-kaca bank pecah dan beberapa kendaraan di sekitarnya hancur akibat ledakan.
Departemen informasi setempat awalnya melaporkan tiga orang tewas dan 12 luka-luka.
Namun, sumber di rumah sakit Mirwais, yang menerima korban ledakan, menyebutkan jumlah korban jauh lebih tinggi.
“Rumah Sakit Mirwais telah menerima 20 orang yang tewas sejak pagi akibat ledakan tersebut,” kata sumber anonim kepada AFP.
Korban Mayoritas Warga Sipil
Direktur Informasi dan Kebudayaan Kandahar, Inamullah Samangani, mengatakan bahwa korban ledakan bom bunuh diri ini mayoritas adalah warga sipil.
“Biasanya orang-orang berkumpul di sana untuk mengambil gaji mereka. Korbannya adalah warga sipil,” ungkap Samangani.
Serangan ini kembali memicu kekhawatiran akan meningkatnya aksi kekerasan di Afghanistan.
Taliban, yang kini berkuasa di negara tersebut, telah berjanji untuk menjaga keamanan dan stabilitas.
Namun, kelompok-kelompok teroris seperti ISIS terus melancarkan serangan untuk menantang pemerintahan Taliban.
Kecaman Internasional
Serangan bom bunuh diri di Kandahar dikecam keras oleh komunitas internasional.
PBB dan sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat dan Inggris, mengecam aksi brutal tersebut dan menyampaikan belasungkawa kepada para korban.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan kepada semua pihak di Afghanistan untuk bekerja sama dalam mencegah aksi kekerasan dan terorisme.
“Saya mengutuk keras serangan bom bunuh diri di Kandahar, Afghanistan, hari ini. Serangan terhadap warga sipil tidak dapat dibenarkan,” kata Guterres dalam sebuah pernyataan.
Serangan bom bunuh diri di Kandahar menjadi pengingat bahwa Afghanistan masih menghadapi tantangan besar dalam hal keamanan.
Taliban, yang belum diakui secara internasional, perlu menunjukkan kemampuannya dalam menjaga keamanan dan stabilitas negara.
Komunitas internasional juga perlu terus memberikan dukungan kepada Afghanistan untuk memerangi terorisme dan membangun perdamaian yang langgeng.
Baca Juga : Kanada Resmi Hentikan Penjualan Senjata ke Israel