Jakarta, SatuRakyat – Bulan Ramadan, Bulan penuh berkah dan ampunan, Bulan Ramadan selalu dinanti umat Islam di seluruh dunia.
Penanda dimulainya bulan suci ini erat kaitannya dengan hilal, yaitu bulan sabit muda yang pertama kali terlihat setelah fase bulan baru.

Apa itu Hilal?

Secara astronomi, hilal adalah fase bulan sabit tipis yang muncul di langit barat setelah matahari terbenam, tepat setelah fase bulan baru.
Dalam Islam, hilal memiliki makna spiritual yang penting sebagai penanda awal bulan Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah.

Melihat Hilal: Tradisi dan Sains Berpadu

Pemantauan hilal merupakan tradisi turun-temurun dalam Islam untuk menentukan awal bulan Ramadan.
Sabda Nabi Muhammad SAW, “Berpuasalah kalian karena melihat hilal, dan berbukalah kalian karena melihat hilal,” menjadi dasar tradisi ini.

Para ahli atau rukyat melakukan proses pemantauan hilal di berbagai lokasi di Indonesia. Rukyat biasanya dilakukan di tempat yang tinggi dan terbuka dengan menggunakan teleskop atau mata telanjang.

Para astronom menggunakan metode hisab atau perhitungan astronomi untuk menentukan awal bulan Ramadan, selain tradisi rukyat. Hisab memperhitungkan posisi bulan dan matahari berdasarkan data astronomi.

Syarat-Syarat Visibilitas Hilal

Sudut antara bulan dan matahari harus minimal 3 derajat.
Usia bulan harus minimal 8 jam setelah konjungsi (fase bulan baru).

Ketinggian bulan di atas ufuk harus minimal 2 derajat.
Kondisi atmosfer harus cerah dan bebas polusi.

Tantangan dan Kontroversi

Pemantauan hilal sering kali menghadirkan tantangan dan kontroversi.
Faktor cuaca, kondisi atmosfer, dan perbedaan metode pengamatan dapat menghasilkan perbedaan hasil rukyat di berbagai lokasi.

Memahami hilal bukan hanya tentang menentukan awal Ramadan, tetapi juga tentang memahami tradisi dan nilai-nilai Islam.
Hilal menjadi simbol persatuan umat Islam dalam menyambut bulan suci Ramadan.

Hilal, dengan segala makna dan tradisinya, merupakan bagian penting dalam perjalanan spiritual umat Islam.
Memahami hilal bukan hanya tentang sains dan astronomi, tetapi juga tentang menumbuhkan keimanan dan rasa syukur kepada Allah SWT.

Baca Juga : Tim SAR Temukan Lokasi Jatuhnya Pesawat Smart Air di Kaltara