Hanna bersama dengan sebuah bus pariwisata yang membawa rombongan siswa SMP asal Bantul, Yogyakarta, melintas di ruas jalan tersebut. Saat bus tersebut berusaha mendahului Hanna dari arah kanan, kecelakaan tak terhindarkan. Hanna terjatuh dan tergilas oleh roda bus, menyebabkan luka cedera kepala yang sangat serius. Upaya penanganan medis tidak berhasil menyelamatkan nyawa Hanna, dan ia mengembuskan napas terakhirnya di tempat kejadian.

Jenazah Hanna kemudian dibawa ke RSUP Prof Ngoerah, Denpasar, untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Sementara itu, sopir dan kernet bus, yang bernama Pandit Kumara Rahmahasanta dan Yuliyanto, masih menjalani pemeriksaan intensif oleh Satlantas Denpasar guna mengungkapkan kronologi sebenarnya dan menentukan tanggung jawab atas kecelakaan tersebut.

Kecelakaan ini memunculkan pertanyaan tentang keselamatan berlalu lintas di kawasan pariwisata seperti Bali. Kasus ini menyoroti pentingnya penegakan hukum terhadap pelanggaran lalu lintas yang dapat mengakibatkan kecelakaan serius dan merenggut nyawa manusia. Dalam konteks ini, peran Satlantas Denpasar dalam melakukan penyelidikan dan menentukan tanggung jawab atas kecelakaan tersebut sangatlah penting.

Kisah tragis Hanna Shapialevich seharusnya menjadi peringatan bagi semua pihak untuk lebih berhati-hati dan mematuhi aturan lalu lintas demi keselamatan bersama di jalan raya. Melalui tragedi ini, penting bagi masyarakat untuk menghargai kehidupan dan menjadikan kecelakaan seperti ini sebagai momentum untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya keamanan dalam berlalu lintas, baik sebagai pengemudi maupun pejalan kaki. Semoga peristiwa ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk lebih waspada dan bertanggung jawab saat berada di jalan raya.