
Jakarta 19 Januari 2024 SatuRakyat, Malaysia, Dosen dari Malaysia jadi petugas kebersihan gara-gara mendapatkan gaji yang kecil, ia lebih memilih menjadi petugas kebersihan di Singapura.
keputusan tersebut membawa perubahan dalam hidupnya, dibanding waktu bekerja sebagai dosen di Perguruan Tinggi Swasta “Benar kerja di Singapura dapat mengubah nasib, Saya sebelumnya mengajar di IPTS selama lima tahun.
Gaji terakhir saya di IPTS berjumlah RM1,900″. “Selama lima tahun saya bekerja, setiap bulan pasti ada fase tidak punya uang, Terkadang tidak sampai pertengahan bulan, Gajinya tak naik tapi harga barang selalu naik, sehingga tidak bisa bertahan,” ungkap dosen tersebut, melalui sharing di grup Facebook.
Keadaan pun semakin sulit hingga akhirnya ia menyerah karena tekanan yang dihadapi.
Saya sangat stres hingga tidak bisa bekerja, bahkan setelah gajian pun saya masih bingung untuk membayar rumah,” katanya.
Dosen Milih Jadi Petugas Kebersihan
Dosen tersebut kemudian memutuskan untuk mencari pekerjaan di Singapura dan menerima tawaran bekerja sebagai petugas kebersihan. Meski tidak lagi menjadi dosen, dia bersyukur karena gaji pokok yang diterimanya jauh lebih besar dari penghasilan bulanan sebelumnya. “Alhamdulillah saya dapat pekerjaan sebagai petugas kebersihan, gaji pokok$3,100,” katanya.
Dia juga mengakui bahwa bekerja di negeri jiran merupakan ‘jalan pintas’ baginya untuk menyelesaikan permasalahan keuangan yang dihadapi. Kini dia sudah bisa bernapas lega karena dengan gaji pertama yang diterimanya sebagai petugas kebersihan. “Di mana tidak ada cara untuk membayar utang, terjebak dalam utang puluhan ribu dan inilah jalan pintasnya. Bahkan gaji pertama sudah bisa membayar segala macam. Kamu tidak akan menyesalinya”. “Kalau orang lain bilang kemacetan di Singapura itu buruk.
Percayalah, jika kamu sudah bekerja, kamu bisa menghadapinya karena kamu merasa sepadan dengan apa yang kamu dapatkan,” katanya.
Pria tersebut juga berbagi tips bermanfaat bagi mereka yang masih mencari pekerjaan agar bisa terus bertahan hidup. “Lamarlah pekerjaan, mintalah doa orang tuamu dan teruslah mencari pekerjaan sampai kamu mendapatkannya.
Yang paling penting adalah percaya pada diri sendiri”.“Anda tidak perlu orang lain untuk percaya bahwa Anda bisa bekerja di Singapura.
Ibarat mimpi dapat gaji besar, lalu menjadi kenyataan,” katanya. postingan tersebut telah dihapus dari grup Facebook, karena sharing itu mempengaruhi masyarakat untuk kerja di Singapura, dan tidak bisa menemukan solusi untuk mengatasi masalah utang dan kebangkrutan.
Baca Berita Lainnya : Perempuan Bawa Motor ke Pantai Viral, Kok Bisa