Jakarta, 17 Januari 2024 SatuRakyat – Nusa Tenggara Timur, Pusat Vulkanogi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur mencatat Gunung Api Lewotobi mengalami letusan total 108 kali dalam waktu 24 jam terakhir.

Ketinggian kolom abu mencapai 700-1000 meter, dengan warna asap putih kelabu mengepul.

Selain itu, terjadi 13 kali guguran awan panas dengan jarak luncur 1000 meter hingga 1500 meter ke arah utara dan timur laut.

Dalam laporan tertulis aktivitas vulkanik yang dikeluarkan PPGA Lewotobi Laki-laki pada hari Rabu (17/1) dinihari pukul 00.57 pada periode pengamatan Selasa (16/1) 00.00 WITA hingga 24.00 WITA.

 

Secara visual Gunung Api Lewotobi mengalami erupsi sebanyak 108 kali, 13 diantaranya memuntahkan awan panas guguran dengan jarak luncur 1000 hingga 1500 meter ke arah utara dan timur laut.

Teramati 108 letusan putih dan abu-abu dengan ketinggian antara 700 sampai 1000 meter, kami mengamati
sebanyak tigabelas kali awan panas guguran dengan jarak luncur 1.000 hingga 1.500 meter ke arah utara dan timur laut,” ujarnya.

Dalam laporan visual juga disebutkan teramati guguran dengan jarak luncur 1.000 meter – 1.500 meter mengarah ke utara dan timur.

Sedangkan untuk aliran lava dilaporkan PPGA ke arah utara timur laut dengan jarak luncur sejauh 3000 meter. Selain itu teramati juga lontaran lava pijar ke arah barat- barat daya sejauh 2 kilometer.

 

PPGA melaporkan pengamatan kegempaan, sebanyak 108 kali letusan, dengan amplitudo 18,5 dan 47,3 milimeter berdurasi antara 19 hingga 522 detik.
Sedangkan 13 longsoran awan panas kini telah tercatat dengan durasi berkisar antara 61 detik hingga 166 detik.

Kemudian PVMBG sendiri mengklasifikasikan gunung yang tingginya mencapai 1.584 meter itu hingga Selasa (1/9) berada pada level IV atau waspada.

Semua Orang yang berada disekitar Gunung Api Lewotobi, Dilarang mendekati pusat letusan dalam radius 5 kilometer dan 6 kilometer.

 

Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Diminta Waspada

Masyarakat Gunung Lewotobi diminta waspada, jika terjadi hujan lebat, lahar dingin yang membanjiri sungai yang berasal dari puncak Gunung Lewotobi.
Untuk menghindari jatuhnya korban akibat awan panas, lava pijar, dan banjir lahar dingin, lebih dari 6.000 warga dari desa dievakuasi.

Pria yang tinggal ditenda pengungsian di Flores Timur, Nusa Tengara Timur (NTT), mulai terserang penyakit.

Kepala Dinas Kominfo Flores Timur Hery Lamawuran mengungkapkan hingga saat ini ada 6.568 warga yang mengungsi. Seribuan pengungsi mulai terserang penyakit.
Banyak dari mereka terserang ISPA, batuk, diare, dan malaria.

“Penyakit ISPA ada 1.518 kasus, diare ada 39 kasus, dan malaria ada 2 kasus,” ujar Hery Lamawuran, Senin (15/1).

 

Hery mengatakan pihak medis telah turun tangan untuk membantu para pengungsi yang terserang penyakit. Selain itu, katanya, warga disarankan memakai masker untuk menekan potensi terserang ISPA dan penyakit lain.

Adapun status Gunung Lewotobi Laki-laki saat ini masuk pada level IV atau Awas. Pada Senin pagi tadi, gunung api itu kembali meletus dengan kolom letusan mencapai 700 meter.

Sebanyak sembilan desa di tiga kecamatan terdampak, Warga terpaksa dievakuasi.

Saat ini Pemerintah Kabupaten Flores Timur dengan dukungan TNI dan Polri sedang mendirikan shelter dan dapur umum di beberapa lokasi.
Warga di sana masih membutuhkan bantuan, terutama bantuan makanan dan obat-obatan.

Baca Juga : Sebanyak 11 Anak Di Jawa Timur Terjangkit Virus Polio