Minggu (21/01). Gunung Merapi, yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan DI Yogyakarta mengalami erupsi sehingga hujan abu terjadi disekitar Kabupaten Boyolali dan Klaten, Jawa Tengah.
Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat parameter amplitudo, durasi, jarak luncur untuk setiap awan panas erupsi Gunung Merapi.
Meskipun terjadi hujan abu, tidak ada kepanikan signifikan di wilayah terdampak. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah. Mencatat bahwa hujan abu terjadi di Klaten dan Boyolali tidak menimbulkan dampak besar, karena hujan mengikuti setelahnya membantu menyapu bersih abu vulkanik.
Daerah Klaten yang terkena dampak erupsi abu vulkanik adalah kedua dusun dari Desa Tegalmulyo. BPBD terus memantau kondisi gunung juga menghimbau para masyarakat untuk tetap waspada serta mengikuti arahan resmi dari BPPTKG.
Sedangkan hujan abu juga melanda di beberapa kecamatan Boyolali. Akan tetapi intensitasnya tergolong sedang dan tidak membahayakan. Meskipun ada hujan abu tipis, Masyarakat tetap melanjutkan aktivitasnya seperti biasanya.
Saat ini status Gunung Merapi adalah Siaga (Level 3), radius dari bahayanya masih belum mengalami perubahan. Meskipun erupsi terjadi secara intensif, BPPTKG mencatat bahwa Merapi mengalami erupsi secara bertahap. Berbeda dengan erupsi tahun 2010 yang menimbulkan bencana besar bagi daerah sekitar.
Masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana erupsi diperingati untuk menjauhi daerah yang sudah ditandai sebagai daerah berbahaya.
Gunung Merapi sudah menyemburkan rangkaian erupsi panas pada Hari Kamis (18/01) sampai sepanjang Jum’at (19/01) kemarin, sampai total 11 kali.
Baca Juga : Erupsi Gunung Lewotobi Pengungsi Mulai Terserang Penyakit