
Yahya Sinwar, Milisi Hamas membenarkan bahwa Yahya Sinwar telah terbunuh. Pernyataan resmi tersebut disampaikan hari ini (18/10), sehari setelah Israel mengumumkan kematiannya di Gaza.
Pejabat Hamas di Qatar Khalil al-Hayya mengatakan kelompok perlawanan Palestina berduka atas meninggalnya pemimpin Hamas.
“Kami berduka atas pemimpin besar, saudara yang syahid, Jahya Sinwar, Abu Ibrahim,” kata Khalil al-Hayya dalam keterangan yang disiarkan Al Jazeera, Jumat (18/10).
Hamas juga membenarkan kematian komandan Mahmoud Hamdan serta kematian Sinwar dalam perang melawan Israel. Dalam pernyataan sebelumnya, Haya mengatakan Hamas tidak akan melepaskan tahanan sampai perang di Gaza berakhir.
“Para sandera tidak akan dikembalikan sampai agresi terhadap rakyat kami di Gaza dihentikan,” katanya.
Dia meminta Israel untuk menarik diri dari Gaza dan membebaskan tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Dampak Kematian Hamas Yahya Sinwar
Haya mengatakan Hamas akan mendapatkan kekuatan dari pembunuhan Sinwar. Sebab, menurutnya Sinwar akan menjadi simbol gerakan seperti para pemimpin Hamas sebelumnya. Menanggapi konfirmasi Hamas atas kematian Sinwar, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan pemimpin Hamas adalah sumber inspirasi bagi pejuang perlawanan di seluruh wilayah.
Sementara itu, milisi Houthi di Yaman juga menyampaikan belasungkawa atas terbunuhnya Sinwar.
“Gaza dan perjuangan Palestina ditakdirkan untuk meraih kemenangan, tidak peduli seberapa besar pengorbanannya,” kata juru bicara Houthi.
Sinwar tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza pada hari Rabu. Saat itu, pasukan Israel sedang melakukan patroli rutin dan tiba-tiba bertemu dengan tiga pria bersenjata. Mereka kemudian terlibat baku tembak hingga ketiga orang tersebut tewas. Salah satu anggota Israel mengaku melihat satu dari tiga wajah penyerang, yang menurutnya mirip Sinwar.
Israel juga memverifikasi dan melakukan tes biometrik, sidik jari, dan DNA. Pemerintah Zionis mampu melakukan tes tersebut karena Sinwar dipenjara selama 20 tahun, sehingga Israel memiliki data tersebut.
Israel kemudian mengkonfirmasi bahwa jenazah tersebut adalah milik pemimpin Hamas Yahya Sinwar. Secara terpisah, juru bicara militer Doron Spielman mengatakan pasukan yang bekerja sama dengan badan intelijen sengaja memancing Sinwar keluar dari bunker.
Mereka saling baku tembak. Pasukan Israel melepaskan tembakan dari tank mereka ke arah Sinwar.
Hal ini diumumkan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu setelah kematian Sinwar. Dalam pidatonya di televisi, dia menyebut Sinwar sebagai singa yang bersembunyi di lubang gelap. “Dia meninggal saat melarikan diri karena panik dari tentara kami,” kata Netanyahu dalam pidatonya.
Sinwar menjadi orang paling dicari Israel pasca serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Operasi Hamas saat itu tercatat sebagai yang paling mematikan dalam sejarah Israel.
Sejak itu, Israel melakukan agresi brutal yang mengakibatkan kematian 42.000 warga Gaza, sebagian besar adalah warga sipil.
Baca Juga : Komeng Protes Penugasan di Komite II