Jakarta, SatuRakyat – Harimau , di Lampung barat berulang dan manusia di Lampung Barat menyoroti keadaan habitat harimau yang tidak ideal. Menurut Ketua Forum HarimauKita, Drh Erni Suyanti, kondisi ini membutuhkan penilaian komprehensif dari seluruh pihak untuk mencari solusi yang berkelanjutan. Harimau, sebagai satwa yang memiliki daerah jelajah luas hingga mencapai 100 kilometer persegi, membutuhkan lingkungan yang memadai untuk hidupnya. Konflik berulang, seperti yang terjadi di Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh pada Februari–Maret 2024, menjadi indikasi bahwa ada ketidakidealitas dalam lingkungan mereka (home range based management).
Tanggung Jawab Bersama dalam Mitigasi Konflik
Drh Erni Suyanti menekankan bahwa mitigasi konflik antara manusia dan harimau adalah tanggung jawab bersama. Konflik seperti yang terjadi di Lampung Barat, yang menyebabkan kerugian bagi kedua belah pihak, memerlukan solusi yang memperhitungkan risiko bagi manusia dan kepentingan terbaik bagi satwa harimau. Mitigasi konflik ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, aparat desa, masyarakat, LSM, hingga pengelola taman nasional dan BKSDA.
Langkah-langkah Konkret untuk Mitigasi Konflik
Untuk mencegah konflik yang lebih lanjut, langkah-langkah konkret perlu diambil. Pemerintah daerah perlu memperhatikan dampak sosial dan ekonomi konflik terhadap masyarakat setempat. Aparat desa dan keamanan harus bertindak untuk mengendalikan warga agar tidak bertindak anarkis. Masyarakat dan LSM dapat berperan aktif dalam proses mitigasi konflik. Pengelola taman nasional dan BKSDA harus membangun komunikasi dan koordinasi yang baik dengan semua pihak terkait. Sementara itu, satgas penanggulangan konflik yang telah terbentuk perlu dioperasionalkan secara efektif.
Korban dan Dampak Konflik
Konflik antara satwa liar dan manusia di Lampung Barat telah menyebabkan korban jiwa dan luka parah. Sahri (28) dan Gunarso (47) menjadi korban jiwa, sedangkan Samanan (41) mengalami luka parah di kepala akibat serangan harimau. Kondisi ini menegaskan urgensi penanganan konflik tersebut untuk mencegah kerugian yang lebih besar di masa depan.
Dengan kerjasama semua pihak dan langkah-langkah mitigasi yang tepat, diharapkan konflik antara manusia dan harimau di Lampung Barat dapat dikelola secara efektif, sehingga kedua belah pihak dapat hidup berdampingan dengan lebih aman dan harmonis.