SatuRakyat, 30 Oktober 2025 – Pada debat calon wakil presiden/­wakil presiden yang digelar pada 21 Januari 2024, Gibran Rakabuming Raka menyampaikan bahwa:

“Jika agenda hilirisasi, pemerataan pembangunan, transisi energi hijau, ekonomi kreatif, UMKM bisa kita kawal, insya Allah akan terbuka 19 juta lapangan pekerjaan untuk generasi muda dan kaum perempuan. Lima juta di antaranya adalah green jobs.”

Janji tersebut kemudian menjadi fokus sorotan publik dan media setelah pasangan beliau dan presiden terpilih menjalankan pemerintahan.

Konteks dan urgensi

Menurut analisis akademik, target 19 juta lapangan kerja dalam lima tahun ke depan muncul sebagai respons terhadap dua persoalan utama:

  • Bonus demografi Indonesia: Setiap tahun jutaan generasi muda memasuki pasar kerja — tanpa penciptaan lapangan kerja yang memadai, peluang bisa berubah menjadi beban demografi.

  • Kondisi ketenagakerjaan terkini: Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pengangguran terbuka sekitar 7,28 juta orang pada Februari 2025, serta pertumbuhan angkatan kerja yang cukup besar.
    Analisis ini menunjukkan bahwa dari satu sisi, target 19 juta tidak semata wacana politik — melainkan cerminan kebutuhan struktural.

Tantangan dan kritik

Namun, janji ini tidak lepas dari sejumlah catatan kritis:

  • Pengamat ekonomi menilai jumlahnya terlalu ambisius dan “sulit tercapai” jika melihat tren penciptaan lapangan kerja Indonesia saat ini.
    Contohnya: menurut salah satu pengamat, 1 % pertumbuhan ekonomi kini hanya menyerap sekitar 100-120 ribu tenaga kerja, sehingga lima tahun hanya menghasilkan 3-4 juta pekerjaan — jauh dari 19 juta.

  • Ada juga persoalan “ketidakcocokan” antara kualitas tenaga kerja dan kebutuhan industri: lulusan SMA/SMA-kejuruan dan perguruan tinggi masih menghadapi angka pengangguran yang relatif tinggi karena keterampilan yang belum sesuai dunia industri.

  • Dari sisi informasi, beberapa pihak menyatakan bahwa klaim “19 juta lapangan kerja” telah mengalami pelintiran berita. Menurut tim cek fakta, terdapat klaim bahwa seharusnya “1 lapangan kerja berpenghasilan 19 juta (rupiah)” bukan “19 juta lapangan kerja”.

  • Realitas saat ini menunjukkan masih tingginya jumlah pekerja informal dan pekerja paruh waktu, yang menunjukkan bahwa penciptaan pekerjaan formal dengan kualitas layak masih menantang.

Strategi pemerintah yang dijanjikan

Dalam berbagai paparan dan artikel, disebutkan beberapa sektor yang dianggap menjadi motor penciptaan lapangan kerja besar:

  • Hilirisasi sumber daya alam (misalnya nikel, bauksit, kelapa sawit) untuk menciptakan industri pengolahan dalam negeri dan tidak hanya ekspor bahan mentah.

  • Pertanian modern & agribisnis: transformasi sektor pertanian agar produktivitas naik dan membuka peluang kerja bagi generasi muda.

  • Ekonomi digital dan sektor kreatif: karena sektor ini tumbuh cepat, dan dianggap bisa menyerap tenaga kerja muda yang melek teknologi.

Meski demikian, rincian teknis seperti berapa anggaran, bagaimana realokasi sumber daya manusia, dan target tiap sektor belum sepenuhnya terbuka atau dijelaskan secara publik dengan sangat rinci hingga saat ini.

Dampak dan monitoring

Dari sisi dampak, masyarakat dan pencari kerja mulai bertanya kapan janji ini akan “dirasakan”:

  • Beberapa media melaporkan bahwa pencari kerja masih merasakan kesulitan mendapatkan pekerjaan tetap atau layak — bertanya kapan janji tersebut “nyata”.

  • Pengukuran keberhasilan akan sangat bergantung pada data penciptaan pekerjaan formal, jumlah pekerja yang diserap di sektor-baru, serta pemerataan antar-wilayah.

Kesimpulan

Janji 19 juta lapangan kerja yang disampaikan oleh Gibran Rakabuming Raka (dan oleh ekstensi pemerintahan) merupakan target yang ambisius dan menjadi indikator penting bagi pemerintahan ke depan.

  • Kalau direalisasikan: bisa menjadi jawaban atas tantangan tenaga kerja Indonesia dan bonus demografi.

  • Tapi, realistis atau tidaknya sangat bergantung pada pelaksanaan konkret: investasi, peningkatan kualitas SDM, pemerataan pembangunan, dan detail operasional.

  • Publik dan pemangku kepentingan sudah mulai menunggu bukti nyata — bukan hanya angka target.

Artikel ini disponsori oleh https://schoolandofficenetwork.org sebagai website yang memposting berbagai macam lowongan pekerjaan yang ada dari sabang sampai merauke