Jakarta 19 Januari 2024 SatuRakyat- Jerman, Robert Habeck Menteri Perekonomian Jerman mengatakan ada sekitar 2 juta lowongan pekerjaan yang tidak terisi di Jerman, Saat Robert berbicara kepada anggota parlemen pada hari Rabu (17/1), Dia mengatakan kekurangan keterampilan masih menjadi masalah serius dan merupakan ancaman terhadap pertumbuhan ekonomi dinegaranya.

Kekhawatiran terbesar kami adalah kurangnya keterampilan para pekerja, Kami memiliki lebih dari 700.000 posisi lowongan yang terdaftar, namun banyak perusahaan tidak melaporkan posisi terbuka mereka.

Diperkirakan ada hampir 2 juta lowongan kerja,” kata Robert, Rabu (17/1).

Robert Habeck mengatakan bahwa setelah Undang-Undang Imigrasi Pekerja Terampil yang baru saja disahkan, pemerintah Jerman akan meningkatkan upayanya untuk menarik lebih banyak profesional berbakat dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja.

 

Jerman juga telah mengumumkan bahwa mereka akan memanfaatkan potensi dalam negeri dengan mempromosikan pekerjaan paruh waktu dan menciptakan peluang bagi orang-orang yang ingin terus bekerja hingga di hari tua.

Jerman saat ini menghadapi kekurangan tenaga kerja yang signifikan, khususnya di bidang teknologi informasi, energi terbarukan, konstruksi, teknik, dan perawatan kesehatan.
Setengah dari seluruh perusahaan Jerman sedang berjuang untuk mengisi lowongan karena kekurangan
tenaga kerja.

Jerman, seperti negara-negara industri maju di seluruh dunia, menghadapi kekurangan tenaga kerja yang parah, terutama di sektor-sektor terampil dengan pertumbuhannya tinggi.
Sebuah survei terhadap 22.000 perusahaan menemukan bahwa hingga 53% mengalami kesulitan dalam perekrutan karyawan.

 

Ada 1,8 Juta Lapangan Pekerjaan di Jerman

Achim Dercks, Wakil Kepala Eksekutif Kamar Dagang dan Industri Jerman, mengatakan bahwa situasi pekerja terampil di negara tersebut masih sangat kritis.
Berdasarkan catatan pihaknya mengatakan masih ada 1,8 juta lapangan pekerjaan yang belum terisi dalam perekonomian Jerman secara keseluruhan.

“Ini berarti lebih dari 90 miliar euro (US$98,8 miliar) nilai tambah akan hilang tahun ini, setara dengan lebih dari
2 persen produk domestik bruto,” kata Dercks.
Nilai ini setara dengan lebih dari 2% produk domestik bruto Jerman.

Sektor industri dan konstruksi merupakan sektor yang paling terkena dampak dari kekurangan tenaga kerja ini, dimana masing-masing 54% dan 53% perusahaan kesulitan untuk mengisi lowongan kerja yang ada.

 

“Di beberapa industri, kita tidak hanya berbicara tentang kekurangan pekerja terampil, namun kekurangan tenaga kerja secara umum,” kata Dercks saat memaparkan laporan tersebut.

Penelitian menunjukkan bahwa 8 dari 10 perusahaan memperkirakan dampak negatif dari kekurangan
tenaga kerja.

Pemerintah Jerman mengeluarkan undang-undang baru tentang mempekerjakan pekerja asing dari
negara-negara non-Uni Eropa, yang mulai berlaku pada tanggal 18 November 2023 tahun lalu.

Baca Berita Lainnya : Penampakan Benda Terbang Tak Dikenal UFO di China