
Upaya pemerintah dan tenaga medis untuk menyosialisasikan bahaya merokok kepada masyarakat, meskipun telah dilakukan secara intensif, belum membuahkan hasil signifikan. Imbauan tersebut kerap diabaikan, padahal dampak negatif merokok terhadap kesehatan sangat nyata dan telah terbukti secara ilmiah.
Indonesia, menurut data Kementerian Kesehatan RI, menempati peringkat ketiga dunia sebagai negara dengan jumlah perokok terbanyak, setelah India dan Cina. Kondisi ini menyumbang peningkatan kasus gangguan pernapasan dan kardiovaskular setiap tahunnya. Meskipun kampanye antirokok telah gencar dilakukan, konsumsi tembakau masih tinggi, dan dampak buruknya tidak hanya dirasakan perokok aktif, tetapi juga perokok pasif.
Kebiasaan merokok menimbulkan berbagai dampak buruk bagi kesehatan. Meskipun rokok hanyalah gulungan tembakau berukuran sekitar 8-10 sentimeter panjang dan 0,7 sentimeter diameter, kandungan bahan kimianya dapat menyebabkan kecanduan. Oleh karena itu, dampak serius merokok, seperti kanker, kerusakan paru-paru, gangguan penglihatan, dan masalah reproduksi serta kesuburan, tidak boleh dianggap remeh.
Zat Berbahaya dalam Rokok
Ketika kamu membakar rokok, benda ini akan melepaskan lebih dari 5 ribu bahan kimia yang berbeda, termasuk:
1. Tar
Tar adalah zat lengket berwarna coklat yang terkumpul di paru-paru saat menghirup asap rokok. Itu bisa menodai jari dan gigi dengan warna kuning kecokelatan.
Zat ini mengandung bahan kimia penyebab kanker dan meningkatkan risiko emfisema serta penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
2. Karbon monoksida
Asap rokok mengandung gas beracun yang bernama karbon monoksida. Zat ini mampu menghentikan aliran darah yang menjadi pembawa oksigen, sehingga jantung harus bekerja lebih keras.
Kondisi ini berpotensi meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
3. Nikotin
Nikotin merupakan suatu senyawa stimulan yang bisa meningkatkan konsentrasi dan memperbaiki suasana hati.
Meski begitu, senyawa ini bisa memicu efek kecanduan atau adiktif, sehingga membuat para perokok kesulitan untuk berhenti.
Tak hanya itu, seseorang yang sudah mengalami kecanduan nikotin juga memiliki risiko mengalami efek samping dari zat ini.
Mulai dari nafsu makan berkurang, mual, sesak napas, detak jantung meningkat, dan kram perut.
Apabila seseorang yang mengalami kecanduan nikotin berhenti merokok secara tiba-tiba, tubuhnya bisa menunjukkan tanda putus nikotin.
Kondisi ini bisa memicu kecemasan, gelisah, sulit konsentrasi, pusing, nafsu makan meningkat, kelelahan, dan sulit tidur.
4. Benzena
Benzena menjadi senyawa yang banyak terdapat pada bensin untuk kendaraan. Selain itu, senyawa ini juga ada pada semen dan karet.
Paparan senyawa ini pada rokok bisa membuat seseorang mengalami risiko leukemia maupun kelainan darah lain yang lebih tinggi.
Penelitian di Journal of Physiology and Pharmacology menunjukkan bahwa merokok merusak sistem imun, khususnya pada saluran pernapasan. Iritasi akibat asap rokok memicu peradangan, merusak jaringan paru-paru, dan menghambat fungsi sel imun, sehingga meningkatkan risiko PPOK dan kanker paru. Meskipun berhenti merokok dapat memperbaiki sebagian kerusakan, beberapa dampak negatif terhadap sistem imun bisa bersifat permanen.

Dampak Merokok untuk Kesehatan
Kebiasaan buruk merokok bisa memicu munculnya banyak sekali masalah kesehatan pada tubuh, baik kesehatan fisik maupun mental. Ini termasuk:
1. Kanker
Ada sekitar 70 bahan kimia dalam asap tembakau yang menjadi pemicu kanker.
Mereka bisa menyebabkan kerusakan DNA yang mengakibatkan pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali.
Adapun jenis kanker yang paling sering menyerang perokok adalah kanker paru-paru dan nasofaring.
2. Kerusakan paru-paru
Mengisap rokok juga bisa menyebabkan kerusakan paru-paru dan kehilangan jaringan organ secara permanen.
Kondisi ini membuat perokok menjadi lebih rentan terhadap infeksi paru-paru, seperti tuberkulosis dan pneumonia.
Selain itu, merokok juga lebih berisiko mengalami masalah paru-paru kronis, seperti:
-Emfisema, kondisi hancurnya kantung udara pada paru-paru.
-Bronkitis kronis, peradangan permanen yang memengaruhi lapisan saluran pernapasan paru-paru.
-Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
3. Masalah penglihatan
Kebiasaan buruk merokok dalam jangka panjang juga dapat memengaruhi penglihatan dan saraf optik. Dampaknya dapat berupa:
-Glaukoma, peningkatan tekanan pada bola mata. Kondisi ini bisa berujung pada kerusakan dan kehilangan penglihatan permanen.
4. Masalah pada sistem saraf pusat
Salah satu kandungan dalam rokok adalah nikotin, yang sangat memengaruhi suasana hati. Zat ini dapat membangun kebiasaan dan memberi efek ketagihan.
Pada tahap inilah perokok dapat mengalami masalah pada sistem saraf pusat. Akibatnya, mereka jadi kesulitan berhenti merokok.
5. Risiko diabetes
Perokok aktif berisiko 30 sampai 40 persen lebih tinggi terkena penyakit kencing manis ketimbang seseorang yang tidak merokok.
Sebab, nikotin dalam rokok berpotensi meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh.
6. Gangguan kesuburan dan reproduksi
Rokok bisa merusak sistem reproduksi wanita sehingga sulit mendapatkan kehamilan.
Selain itu, wanita perokok juga cenderung mengalami menopause lebih awal ketimbang mereka yang tidak merokok.
Tak hanya wanita, kebiasaan ini juga bisa memberi dampak negatif terhadap kualitas sperma pada pria.
Kondisi ini akan mengakibatkan kualitas sperma menurun.
Baca Juga : Emilia Contessa Meninggal Akibat Gagal Jantung, Bedanya Dengan Serangan Jantung Apa? Ini Penjelasannya!