
SatuRakyat, 14 Oktober 2025 – Dunia catur kembali diramaikan dengan pertandingan unik antara manusia dan kecerdasan buatan. Magnus Carlsen, juara dunia catur asal Norwegia, berhasil mengalahkan ChatGPT dalam sebuah laga yang penuh hiburan. Pertandingan ini menarik perhatian jutaan penggemar, menunjukkan batas kemampuan AI dalam permainan strategi seperti catur.
Pertandingan Magnus Carlsen vs ChatGPT ini bukanlah yang pertama kalinya seorang grandmaster menghadapi AI berbasis bahasa. Sebelumnya, pemain seperti Hikaru Nakamura dan Praggnanandhaa Rameshbabu juga pernah mencoba, namun Carlsen membawa nuansa baru dengan bermain secara blindfold, tanpa melihat papan catur.
Latar Belakang Magnus Carlsen vs ChatGPT
Magnus Carlsen, yang telah memegang gelar juara dunia sejak 2013, dikenal sebagai salah satu pemain catur terbaik sepanjang masa. Dengan rating Elo mencapai 2830-an, ia sering kali bereksperimen dengan ide-ide inovatif. Sementara itu, ChatGPT, dikembangkan oleh OpenAI, adalah model bahasa besar (LLM) yang dirancang untuk percakapan, bukan khusus untuk catur seperti engine Stockfish atau AlphaZero.
Pertandingan ini digelar sebagai bagian dari acara promosi di Chess.com, di mana Carlsen ingin menunjukkan bahwa AI seperti ChatGPT masih memiliki kelemahan dalam melacak posisi kompleks. Video pertandingan yang dirilis pada Agustus 2025 telah ditonton lebih dari 100.000 kali dalam waktu singkat.
Carlsen memilih pendekatan yang tidak biasa untuk menguji batas ChatGPT. Ia sengaja memulai dengan langkah-langkah aneh untuk menciptakan kekacauan, yang ternyata membuat AI kesulitan mempertahankan konsistensi.
Jalannya Pertandingan Magnus Carlsen vs ChatGPT
Pertandingan dimulai dengan Carlsen membuka permainan menggunakan 1.h4, sebuah langkah pawn h yang agresif tapi jarang digunakan di awal. Langkah ini terinspirasi dari ide jaringan saraf, namun Stockfish menilai posisi sedikit menguntungkan bagi hitam.
ChatGPT merespons dengan cukup baik di awal, tapi kesalahan fatal muncul sekitar menit ke-3. AI lupa posisi knight yang telah berpindah dari d7 ke b6, sehingga membiarkan ratunya ditangkap oleh Carlsen. Ini menjadi titik balik pertama dalam Magnus Carlsen vs ChatGPT.
Tidak berhenti di situ, ChatGPT kemudian melakukan langkah ilegal, mengabaikan pin absolut dan membiarkan rajanya terancam. Carlsen, meski bermain blindfold, tetap melanjutkan permainan sambil tertawa atas kekacauan yang terjadi.
Untuk menambah hiburan, Carlsen sengaja membuat langkah ilegal sendiri, seperti memindahkan rajanya delapan kotak sekaligus dan kemudian melompat dengan ratu seperti kuda. Hal ini membuat pertandingan semakin absurd, tapi menyoroti ketidakmampuan ChatGPT dalam menangani situasi non-standar.
Akhirnya, ChatGPT mencoba menangkap ratu Carlsen dengan langkah rook ilegal. Carlsen menolaknya dan mengakhiri permainan. Hasilnya? Kemenangan telak bagi Carlsen, tanpa kehilangan satu piece pun dalam varian pertandingan lain melawan ChatGPT 4o, di mana ia menyelesaikan dalam 34 langkah saja.
Analisis dan Dampak Magnus Carlsen vs ChatGPT
Menurut analis catur, kemenangan ini bukanlah kejutan besar mengingat ChatGPT bukan engine catur khusus. Namun, pertandingan ini menunjukkan potensi AI dalam hiburan, meski masih jauh dari mengalahkan manusia di level elit.
Carlsen sendiri, dalam wawancara pasca-pertandingan, menyebut pengalaman ini sebagai “menyenangkan tapi kacau”. Ia menekankan bahwa AI seperti ChatGPT bisa menjadi alat belajar, tapi tidak menggantikan intuisi manusia.
Dampaknya terhadap dunia catur? Pertandingan Magnus Carlsen vs ChatGPT ini memicu diskusi tentang masa depan AI di olahraga intelektual. Beberapa grandmaster lain tertarik mencoba, sementara pengembang AI melihat ini sebagai peluang untuk meningkatkan model mereka.
Di sisi lain, event blindfold menambah elemen tantangan. Carlsen, yang dikenal mahir blindfold, membuktikan bahwa penglihatan bukanlah satu-satunya kunci kemenangan.
Baca Juga : Benjamin Šeško Sepakati Bergabung dengan Manchester United: Era Baru Dimulai
Kesimpulan dari Magnus Carlsen vs ChatGPT
Pertandingan ini sekali lagi membuktikan superioritas Magnus Carlsen sebagai maestro catur. Meski melawan mesin, ia berhasil menang dengan gaya yang menghibur. Bagi penggemar, ini adalah pengingat bahwa catur bukan hanya tentang perhitungan, tapi juga kreativitas.
Dunia menantikan apakah akan ada revans atau pertandingan serupa di masa depan. Untuk saat ini, skor tetap: Manusia 1, AI 0.
Artikel ini berdasarkan pada laporan terbaru dari berbagai sumber terpercaya di dunia catur. Pertandingan seperti ini tidak hanya menghibur, tapi juga mendidik tentang batas teknologi saat ini.
Dengan kemenangan ini, Magnus Carlsen vs ChatGPT menjadi topik hangat di media sosial, dengan jutaan views dan diskusi. Apakah AI akan bangkit kembali? Kita tunggu saja.









