Jakarta, SatuRakyat – Memanas,  Ketegangan antara Azerbaijan dan Armenia kembali memanas dalam beberapa hari terakhir, setelah kedua negara terlibat dalam baku tembak di wilayah perbatasan.
Situasi ini dikhawatirkan dapat memicu kembali konflik skala penuh antara kedua negara, yang sebelumnya telah berperang selama enam minggu pada tahun 2020.

Pada tanggal 24 Februari 2024, Kementerian Pertahanan Azerbaijan melaporkan bahwa pasukan Armenia telah melepaskan tembakan ke pos militer Azerbaijan di wilayah Nakhchivan.
Baku mengatakan bahwa serangan tersebut menyebabkan kerusakan pada pos militer dan melukai beberapa tentara Azerbaijan.

Armenia membantah tuduhan Azerbaijan dan mengatakan bahwa pasukan Azerbaijan lah yang pertama kali melakukan tembakan.
Yerevan juga melaporkan bahwa pasukan Azerbaijan telah menembaki beberapa desa di wilayah Armenia, termasuk Vardenis dan Berd.

Baku dan Yerevan saling menuduh melakukan provokasi dan meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.
Kedua negara telah mengerahkan pasukan tambahan ke wilayah perbatasan dan meningkatkan kesiapsiagaan tempur.

Komunitas internasional telah menyerukan kepada kedua negara untuk menahan diri dan menyelesaikan perselisihan secara damai.
Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Rusia telah menawarkan bantuan untuk menengahi perundingan antara Azerbaijan dan Armenia.

Konteks Konflik

Konflik antara Azerbaijan dan Armenia telah berlangsung selama lebih dari 30 tahun.
Akar dari konflik ini adalah perebutan wilayah Nagorno-Karabakh, yang secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, namun dihuni oleh mayoritas etnis Armenia.

Pada tahun 1991, etnis Armenia di Nagorno-Karabakh mendeklarasikan kemerdekaan dari Azerbaijan.
Perang pun pecah antara kedua negara, yang berlangsung hingga tahun 1994.
Perang tersebut menyebabkan sekitar 30.000 orang tewas dan ratusan ribu orang lainnya mengungsi.

Pada tahun 2020, konflik kembali meletus antara Azerbaijan dan Armenia.
Perang selama enam minggu tersebut menyebabkan sekitar 6.500 orang tewas dan berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi oleh Rusia.

Dampak Konflik

Konflik antara Azerbaijan dan Armenia telah berdampak buruk bagi kedua negara.
Perang telah menyebabkan kerusakan infrastruktur yang parah dan menghambat pembangunan ekonomi di kedua negara.

Konflik ini juga telah menyebabkan krisis kemanusiaan.
Ratusan ribu orang telah mengungsi dari rumah mereka dan membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Upaya Perdamaian

Sejak gencatan senjata tahun 2020, telah dilakukan beberapa upaya untuk menyelesaikan konflik antara Azerbaijan dan Armenia.
Namun, hingga saat ini, belum ada kesepakatan damai yang dicapai antara kedua negara.

Masyarakat internasional terus mendorong Azerbaijan dan Armenia untuk menyelesaikan perselisihan secara damai.
Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Rusia telah menawarkan bantuan untuk menengahi perundingan antara kedua negara.

Konflik antara Azerbaijan dan Armenia merupakan salah satu konflik paling kompleks di kawasan Kaukasus.
Ketegangan yang kembali memanas dalam beberapa hari terakhir dikhawatirkan dapat memicu kembali konflik skala penuh antara kedua negara.

Masyarakat internasional harus terus mendorong Azerbaijan dan Armenia untuk menyelesaikan perselisihan secara damai.
Upaya diplomasi dan mediasi harus terus dilakukan untuk mencapai solusi yang damai dan berkelanjutan bagi konflik ini.

Baca Juga : Es Laut Antartika Mencapai Titik Terendahnya Sejak 3 Tahun Terakhir