Jakarta, SatuRakyat – Pencurian, sepeda motor di Surabaya yang berujung pada kegagalan dan penangkapan pelaku, Jaka Firly Prasetya, menjadi perhatian utama setelah berhasil ditangkap oleh polisi. Kapolsek Mulyorejo Surabaya, Kompol Sugeng Rianto, menjelaskan bahwa Jaka terlibat dalam aksi pencurian sepeda motor setelah pulang kerja, dan penangkapannya dilakukan setelah mengalami serangkaian kejadian akibat kegagalannya mencuri sepeda motor.

Dalam konferensi pers yang diadakan, Sugeng Rianto menyampaikan pengakuan dari Jaka Firly Prasetya. Menurut Sugeng, awalnya Jaka tidak berniat mencuri karena melihat kunci motor korban masih tertancap di soketnya. Namun, alasan di balik tindakan kriminal ini semakin rumit ketika Jaka mengungkapkan bahwa ia merasa minder dan khawatir dikejar oleh debt collector karena sepeda motor miliknya terlilit utang.

“Soalnya saya sebenarnya punya sepeda motor tapi tidak sengaja naik ojek jadi dikejar DC,” ujar Jaka.

Perbuatan pencurian ini tidak hanya memberikan dampak pada hukuman pidana yang dihadapi oleh Jaka, tetapi juga menimbulkan konsekuensi lain yang cukup tragis. Jaka harus merelakan hubungan asmara dengan pacarnya yang berakhir akibat perbuatannya, dan ia juga harus kehilangan pekerjaannya.

“Saya belum menikah, saya hanya punya satu pacar, ya (mereka putus),” ungkapnya saat diperiksa polisi.

Selain itu, Jaka menyatakan bahwa aksinya dilakukan sendirian dan tidak terkait dengan komplotan pencurian sepeda motor. Jika berhasil, hasil penjualan sepeda motor curian tersebut sebagian besar akan digunakan untuk membayar cicilan sepeda motor dan kebutuhan hidup sehari-hari.

“Aku beraksi sendirian, aku berkendara di depan Galaxy Mall, aku bekerja sebagai sales di toko sepatu di Galaxy Mall, setiap hari aku naik ojek, sesampainya di rumah aku melihat sebuah sepeda motor yang kuncinya dimasukkan, aku ambillah aku punya sepeda motor tapi terlilit hutang, aku berniat mencuri sepeda motor itu untuk mencicil sepeda motor. Aku dikejar debt collector jadi aku tidak melakukannya, aku tidak menggunakan sepeda motorku dalam seminggu,” terang Jaka.

Kasus ini mencerminkan kompleksitas permasalahan keuangan yang mungkin dihadapi oleh sebagian masyarakat, namun juga menyoroti pentingnya penegakan hukum dan akuntabilitas, serta tanggung jawab pribadi dalam mengatasi kesulitan keuangan tanpa melibatkan aktivitas kriminal.

Baca Juga : Tragedi di Warung Sate Malang Berlokasikan Di Lobokwa