Jakarta, SatuRakyat – Pemuda Indonesia berumur 18 tahun, Ismael, telah menjadi korban eksploitasi pekerja musiman Inggris.

Ismael tiba dengan harapan bisa menabung uang untuk kuliahnya, tapi ia terjebak dengan hutang setibanya di Inggris. Kasusnya kini menjadi pusat gugatan hukum yang diajukan Anti Trafficking and Labour (ATLEU) terhadap kementrian Dalam Negri dan Defra.

Ismael tiba pada Juli 2022, ketika ia tiba ternyata musim pemetikan sedang berlangsung. Karena tidak memiliki pekerjaan lagi dia akhirnya terpaksa harus tinggal dan tidur di stasiun York.

Gugatan ATLEU terhadap skema pekerja musiman menyatakan bahwa skema tersebut melanggar hak Ismael untuk dilindungi dari perbudakan modern juga eksploitasi tenaga kerja. ATLEU sedang mengajukan tuntutan perdata atas kerugian, mencari kompensasi dan pernyataan bahwa skema tersebut melanggar hak asasi remaja.

Perjuangan Ismael di Inggris tak hanya eksploitasi pekerja musiman saja

Ismael hidup kesulitan saat bekerja sebagai asisten koki restoran makanan cina menggunakan paspor sebagai jaminannya. Ia juga berhutang sampai senilai 4.200 euro atau sekitar 71 juta rupiah. Hutang sebanyak itu mencangkup biaya tersembunyi dan pembayaran kepada calo membuat ia terjebak  hutang.

Skema pekerja musiman memberikan lebih dari 34.000 visa pada tahun 2022 mendapat kritik karena membuat seseorang rentan terhadap eksploitasi. Lebih 200 orang pemetik buah dari Indonesia mencari bantuan diplomatik, setelah tiba pada akhir musim hanya untuk mendapatkan pekerjaan yang tidak cukup membayar biaya kedatangan mereka yang besar.

Jamila Duncan-Bosu pengacara ATLEU, menekankan betapa mendesaknya situasi Ismael menyebutkan bahwa ini sudah menjadi masalah ke-22 kalinya. Jika dia dipulangkan tanpa membayar utangnya, dia beresiko tidak bisa bekerja atau melanjutkan pendidikan, sementara utangnya terus bertambah. Gugatan ini tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan kompensasi, tetapi juga untuk melakukan evaluasi ulang pada skema pekerja musiman.

Pemerintah Inggris, dalam tanggapannya terhadap eksploitasi pekerja musiman menekankan, pentingnya kesejahteraan bagi pemegang visa dengan menyatakan bahwa mereka akan menindak kondisi kerja yang buruk dan eksploitasi. Sebuah tim baru Home Office (Kementrian Inggris) berfokus untuk memastikan sponsor mematuhi hak-hak pekerja. Mereka juga akan menindak tegas praktik pelecehan atau kegagalan dalam memenuhi syarat pemograman.

Baca Juga : PHK 530 Karyawan, Riot Games Tutup Riot Forge