Jakarta, SatuRakyat – Perjalanan Terakhir. Pernahkah Anda melihat pesawat terparkir di ujung landasan pacu bandara, kondisinya mengenaskan dan tak lagi mengudara? Ini adalah nasib sebagian pesawat yang sudah tak lagi laik terbang. Namun, ke manakah perginya “bangkai” pesawat tersebut?

Perjalanan pesawat tua ini menuju peristirahatan terakhirnya ternyata tak kalah menarik dari masa jayanya mengarungi langit. Ada proses panjang yang melibatkan pembongkaran, daur ulang, hingga tempat khusus yang disebut “kuburan pesawat”.

Pensiun dari Langit, Menuju Pembongkaran

Usia operasional pesawat diatur ketat. Faktor keamanan menjadi yang utama. Ketika pesawat sudah tak lagi memenuhi standar keselamatan, maka ia harus “pensiun” dari dunia penerbangan.

Ada beberapa alasan yang membuat pesawat harus berhenti beroperasi. Usia tua menjadi faktor utama. Umumnya, pesawat komersial memiliki batas usia operasi antara 25 hingga 30 tahun. Selain itu, kerusakan parah akibat kecelakaan atau ketidakoptimalan perawatan juga bisa membuat pesawat harus grounded atau dilarang terbang.

Setelah tak lagi mengudara, pesawat akan menjalani proses yang disebut “disassembly” atau pembongkaran. Ini bukanlah proses penghancuran brutal. Pembongkaran pesawat dilakukan secara sistematis dan terstruktur di fasilitas khusus.

Pembongkaran ini bertujuan untuk mendaur ulang komponen pesawat yang masih bisa digunakan. Komponen tersebut, seperti mesin jet, avionik (peralatan elektronik penerbangan), hingga kursi penumpang, bisa dijual kembali ke maskapai lain yang membutuhkan suku cadang.

Daur ulang komponen pesawat tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tapi juga ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan kembali komponen yang masih laik pakai, kebutuhan produksi komponen baru bisa ditekan. Ini berarti mengurangi konsumsi bahan baku dan energi.

Tempat Peristirahatan Terakhir: Fasilitas Bongkar Pesawat

Fasilitas pembongkaran pesawat biasanya terletak di dekat bandara atau kawasan industri. Beberapa negara memiliki fasilitas khusus untuk membongkar pesawat, seperti Amerika Serikat yang memiliki fasilitas bernama Aerospace Maintenance and Regeneration Group (AMARG) di Tucson, Arizona.

Fasilitas AMARG tersebut dijuluki “boneyard” atau “kuburan pesawat” karena terdapat ribuan pesawat yang sudah tak lagi beroperasi terparkir di sana. Tak hanya pesawat komersial, AMARG juga menangani pesawat militer dan pemerintah.

Selain AMARG, beberapa negara lain juga memiliki fasilitas serupa. Beberapa contohnya adalah:

* Teruel Airport (Spanyol)
* Teesside Airport (Inggris)
* Ulyanovsk Vostochny Airport (Rusia)

Namun, tidak semua pesawat tua berakhir di fasilitas pembongkaran besar. Terkadang, pesawat tua tersebut bisa “mangkrak” begitu saja di bandara, seperti yang terjadi pada beberapa pesawat Batavia Air di Bandara Soekarno-Hatta, Indonesia. Hal ini biasanya terjadi karena sengketa kepemilikan atau permasalahan finansial maskapai.

Nasib Lain Pesawat Tua: Diubah Fungsi atau Menjadi Museum

Tak selamanya pesawat tua harus berakhir di tempat pembongkaran.
Ada beberapa nasib lain yang bisa dialami pesawat yang sudah tak lagi mengudara, yaitu:
– Diubah fungsinya: Pesawat tua bisa dimodifikasi menjadi restoran bertema penerbangan, penginapan unik, atau bahkan gedung sekolah penerbangan.
– Dijadikan museum: Pesawat bersejarah atau yang memiliki nilai historis tinggi bisa dijadikan museum untuk sarana edukasi dan wisata.

Industri Daur Ulang Pesawat: Menjaga Kelestarian Lingkungan dan Keamanan Penerbangan

Industri daur ulang pesawat memiliki peran penting. Dengan mendaur ulang komponen yang masih bisa digunakan, industri ini dapat menekan biaya operasional maskapai dan mengurangi limbah berbahaya.

Komponen pesawat, seperti badan pesawat yang terbuat dari aluminium, bisa didaur ulang menjadi berbagai produk lain. Selain itu, proses daur ulang pesawat juga memastikan cairan berbahaya seperti bahan bakar dan cairan hidrolik ditangani dengan baik untuk mencegah pencemaran lingkungan.

Daur ulang komponen juga berperan penting dalam menjaga keamanan penerbangan. Komponen bekas yang masih laik pakai harus melalui pemeriksaan ketat sebelum dijual kembali. Hal ini untuk memastikan komponen tersebut masih bisa berfungsi dengan baik dan menjamin keamanan pesawat yang menggunakannya.

Penghormatan Terakhir untuk Sang Rajawali Besi

Perjalanan pesawat tua menuju peristirahatan terakhirnya adalah cerita tentang daur ulang, keamanan penerbangan, dan juga penghormatan terakhir. Pesawat yang dulu pernah membelah langit dengan gagah, kini memberikan kontribusi dalam berbagai hal meski tak lagi bisa terbang.

Lain kali Anda melihat pesawat terparkir di ujung landasan pacu, ingatlah bahwa itu mungkin adalah perjalanan terakhirnya sebelum menuju tempat peristirahatan terakhir,

Baca Juga : Bahaya Tersembunyi di Balik Stiker “Happy Family” di Mobil: Ancaman Keamanan dan Privasi