Jakarta, SatuRakyat – Presiden Vladimir Putin masih tetap berniat untuk mengalahkan dan mendominasi Ukraina setelah dua tahun melancarkan invasi.

Presiden Putin terlihat lebih optimis setelah kegagalan Amerika untuk memberikan bantuan militer senilai $60 miliar, dan membatasi keberhasilan baru-baru ini di medan perang, yaitu merebut kota Avdiivka.

Presiden Russia itu mengatakan kepada Menteri Pertahanannya untuk melanjutkan rencananya dalam merebut kota Avdiivka. Para ahli memperkirakan bahwa Russia mengalahkan Ukraina dengan rasio lima banding satu di garis depan.

Namun para ahli mengatakan Presiden Putin tidak memiliki rencana kedepan yang jelas. Ia hanya akan berperang sampai pasokan Ukraina habis.

Mereka juga menambahkan dengan minimnya pergerakan di medan perang, ada kemungkinan Presiden Putin mengharapkan Donald Trump kembali sebagai Presiden Amerika. Mantan Presiden Amerika tersebut dikatakan mungkin akan menahan bantuan ke Ukraina demi memaksa negosiasi perjanjian damai.

Perang yang awalnya terjadi pada Februari 2022 ini adalah salah satu perang terbesar di Eropa setelah perang dunia ke dua pada 1945. Sampai sekarang masih belum nampak negosiasi untuk berdamai dari kedua belah pihak.

Terlepas dari segala sanksi yang diberikan kepada Russia, Rusia telah melakukan reorientasi perekonomiannya ke arah perang, dengan belanja pertahanan kini sebesar 7,5% dari PDB, sehingga menciptakan ratusan ribu lapangan kerja baru.

Amerika belum memberikan bantuan amunisi kepada Ukraina sejak bulan Januari, membuat Ukraina sedikit babak belur karena kekurangan amunisi perang

Baca Juga : Kecaman Terhadap Putin Usai Kematian Alexei Navalny