Jakarta, SatuRakyatPutri Kandung,  Berinisial KS (17), setelah terjadi cekcok di toko perabotan milik korban di Pasar Kanal Banjir Timur (KBT), Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur. Peristiwa tragis ini menambah daftar kasus kekerasan dalam keluarga yang memprihatinkan.

Korban ditemukan tewas dengan sejumlah luka di tubuhnya pada Jumat (21/6) malam di dalam toko perabotan yang berlokasi di Jalan Masjid Baitul Latif, Duren Sawit, Jakarta Timur. Korban pertama kali ditemukan oleh karyawannya, berinisial I, yang datang untuk mengecek kondisi toko.

Penemuan mayat tersebut segera dilaporkan ke kepolisian yang kemudian melakukan penyelidikan. Dugaan awal bahwa korban dibunuh oleh putrinya menguat setelah polisi menangkap KS sehari setelah jasad korban ditemukan, tepatnya pada Sabtu (22/6).

Fakta Terkini Kasus Pembunuhan

  1. KS Berpura-pura Usai Membunuh Saat ditangkap, KS sempat berpura-pura tidak mengetahui bahwa ayahnya telah meninggal. KS bahkan sempat membawa motor ayahnya setelah pembunuhan terjadi. Kombes Ade Ary Syam Indradi, Kabid Humas Polda Metro Jaya, menjelaskan bahwa KS beralasan mendapatkan informasi dari temannya mengenai kematian ayahnya.“Berdasarkan informasi dari penyidik, dia berpura-pura tidak tahu. Alasannya mendapat informasi dari temannya bahwa bapaknya meninggal,” ujar Ade Ary pada Rabu (26/6).
  2. Cuci Pisau Usai Membunuh KS menggunakan pisau dapur untuk menusuk ayahnya. Setelah melakukan pembunuhan, KS sempat mencuci pisau tersebut untuk menutupi jejak aksinya. “Pisau dapur itu habis ngambil dari dapur, nusuk, dilawan, kemudian nusuk dua kali, kemudian dicuci oleh anak KS ini,” kata Ade Ary.
  3. Korban Tewas dalam Toko yang Digembok Korban ditemukan tewas di dalam toko yang kondisi rolling door-nya digembok. Sukmaroso, tetangga korban, menceritakan bahwa karyawan korban, I, membuka gembok toko menggunakan gerinda setelah merasa janggal karena toko biasanya tidak digembok. I merasa curiga karena tidak bisa menghubungi majikannya.“Setelah dia datang, pas itu toko digembok, penasaranlah dia, biasanya nggak digembok, tapi ini digembok, minta tolong sama tetangga. Waktu sampai dipotong pakai gerinda, begitu dibuka keadaan gelap,” jelas Sukmaroso.
  4. Baru Buka Toko 1,5 Bulan Sukmaroso mengatakan bahwa korban baru membuka toko di kawasan tersebut sekitar 1,5 bulan yang lalu, tepat setelah Lebaran Idul Fitri. “Belum genap dua bulan di sini, ya 1,5 bulan, dia dari Padang. Di sini ngontrak tahunan,” ujar Sukmaroso.
  5. Sosok Pelaku di Mata Tetangga KS dikenal sering membantu ayahnya di toko, namun juga mengamen untuk mencari uang. “Katanya sudah putus sekolah, terakhir SMP. Kadang bantu di toko. Kadang katanya ngamen juga, bukan di Jakarta tapi Depok,” kata Sukmaroso.Korban tinggal bersama dua anaknya, KS dan P (16), di toko perabotan tersebut. Menurut Sukmaroso, anak pertama korban jarang terlihat di toko, sementara anak kedua sering menemani ayahnya.