Kendari, Sulawesi Tenggara – Skandal terbaru yang mengguncang publik datang dari proyek pembangunan Gapura Wisata Pantai Toronipa di Sulawesi Tenggara. Gapura yang seharusnya menjadi ikon wisata unggulan dengan anggaran sebesar Rp32 miliar, ternyata hanya dibangun menggunakan lapisan triplek dengan isian kosong. Fakta ini terungkap melalui video viral yang memperlihatkan kondisi asli gapura tersebut, memicu kemarahan dan kekecewaan dari masyarakat.
Temuan Awal: Video Viral Bongkar Fakta Mengejutkan
Kabar tentang ketidakberesan dalam pembangunan Gapura Wisata Pantai Toronipa pertama kali mencuat di media sosial, melalui cuitan akun Twitter @bacottetangga. Akun tersebut mengunggah video yang memperlihatkan betapa rapuhnya struktur gapura yang terlihat megah dari luar. Dalam video tersebut, terlihat jelas beberapa lubang pada dinding gapura, memperlihatkan bahwa bangunan tersebut hanya terdiri dari rangka dengan lapisan triplek yang dicat menyerupai bata merah.
Bahkan, kamera yang dimasukkan ke dalam celah gapura tersebut menunjukkan bahwa bagian dalamnya benar-benar kosong. Hal ini bertentangan dengan harapan masyarakat yang mengira bahwa gapura itu dibangun dengan beton solid, mengingat betapa besar dana yang dikucurkan untuk proyek tersebut.
“Selama ini mungkin masyarakat banyak mengira empat gerbang besar ini dibangun dengan campuran beton utuh. Saya pun baru tahu bahwa isinya kosong seperti ini,” ujar seorang pria dalam video yang merekam situasi tersebut.
Video ini pun langsung viral, mengundang ribuan komentar dari netizen yang heran dan kecewa dengan kualitas pembangunan gapura yang dinilai tidak sesuai dengan anggaran yang besar.
Dana Fantastis, Kualitas Minim
Proyek Gapura Wisata Pantai Toronipa menggunakan anggaran fantastis sebesar Rp32 miliar, jumlah yang cukup untuk membangun struktur kokoh dan megah. Namun, fakta bahwa bangunan ini hanya menggunakan material triplek dengan isian kosong menimbulkan kecurigaan besar tentang penggunaan dana yang sebenarnya. Bagaimana bisa anggaran sebesar itu dihabiskan untuk pembangunan dengan kualitas yang sangat meragukan?
Beberapa pihak menganggap ada praktik kecurangan di balik proyek ini. Pasalnya, publik sudah beberapa kali dikecewakan oleh proyek infrastruktur yang menghabiskan dana besar namun tidak menunjukkan hasil yang sepadan. Hal ini memicu kemarahan di kalangan masyarakat dan menambah panjang daftar skandal proyek infrastruktur di Indonesia.
Respon Netizen: Kekecewaan dan Sindiran
Setelah video tersebut viral, ribuan netizen memberikan tanggapan beragam. Mayoritas dari mereka tidak hanya kaget, tetapi juga marah dengan kondisi gapura yang jauh dari ekspektasi. Beberapa bahkan melontarkan sindiran tajam terkait anggaran proyek yang tidak masuk akal.
“Kalau besar au jadi apa dek? Koruptor pak,” sindir akun @kamisamabuzz, menyindir mahalnya biaya proyek tersebut.
“Yang bikin mahal, bohongnya itu,” cuit akun @gpicknavawin, merujuk pada kemungkinan adanya mark-up dalam penganggaran proyek.
Tidak ketinggalan, akun @novilestari_1 juga berkomentar, “Bangun triplek doang sampai 32M, bener-bener ‘don’t judge a book by its cover’,” menyoroti betapa mengecewakan penampilan luar gapura yang ternyata tidak sesuai dengan kualitas aslinya.
Sindiran dan kemarahan netizen tersebut memperlihatkan ketidakpuasan yang meluas, terutama karena dana besar yang seharusnya digunakan untuk memperkuat pariwisata Sulawesi Tenggara justru terkesan disalahgunakan.
Tuntutan Transparansi dan Investigasi
Kontroversi ini memicu banyak pihak menuntut transparansi dan investigasi lebih lanjut. Masyarakat berharap agar instansi terkait segera turun tangan untuk menyelidiki penggunaan anggaran yang fantastis ini. Jika benar terbukti ada penyimpangan dalam proyek ini, banyak yang mendesak agar pihak-pihak yang terlibat segera bertanggung jawab dan mendapat hukuman yang setimpal.
Proyek Gapura Wisata Pantai Toronipa sebenarnya diharapkan menjadi daya tarik bagi wisatawan yang datang ke Sulawesi Tenggara. Pantai Toronipa sendiri memiliki potensi wisata yang besar, dengan pemandangan yang indah dan kekayaan alam yang luar biasa. Namun, pembangunan gapura yang seharusnya mendukung pariwisata malah menjadi sorotan negatif akibat dugaan ketidakwajaran dalam pelaksanaannya.
Selain itu, transparansi anggaran proyek pemerintah menjadi isu krusial yang terus diperbincangkan. Masyarakat berhak mengetahui bagaimana uang mereka digunakan, terutama untuk proyek-proyek besar yang menyangkut kepentingan umum. Skandal seperti ini menambah panjang daftar kekecewaan masyarakat terhadap proyek infrastruktur yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Penutup
Proyek Gapura Wisata Pantai Toronipa seharusnya menjadi kebanggaan masyarakat Sulawesi Tenggara, namun malah berubah menjadi skandal yang memalukan. Dengan anggaran yang fantastis namun kualitas bangunan yang tidak sebanding, publik semakin sadar akan pentingnya pengawasan ketat terhadap proyek-proyek pemerintah.
Kini, harapan masyarakat terletak pada penyelidikan lebih lanjut dari pihak berwenang. Apakah ada unsur korupsi di balik proyek ini, atau sekadar kesalahan teknis dalam perencanaan dan pelaksanaan? Waktu akan menjawab, namun publik tidak akan tinggal diam hingga ada kejelasan terkait skandal ini.
Baca Juga : Pornografi deepfake: Ancaman Baru yang Membahayakan Privasi dan Keselamatan