Jakarta-karnaval, dalam rangka memperingati HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Rejosopinggir, Tembelang, Jombang, berubah menjadi kacau setelah terjadi tawuran antar penonton. Insiden yang terjadi pada Minggu sore (1/9/2024) ini mencoreng perayaan yang seharusnya menjadi ajang kegembiraan bagi warga desa. Karnaval yang dimulai dengan meriah, diwarnai oleh berbagai pertunjukan sound system dan becak hias, akhirnya diakhiri dengan bentrokan yang tidak diinginkan.

Kronologi Kejadian

Menurut Yoyok Supriyanto, Kepala Desa Rejosopinggir, insiden tawuran tersebut terjadi saat karnaval belum selesai sepenuhnya. “Waktu karnaval belum selesai, endak tahu masalahnya apa, tiba-tiba saja tawuran,” ungkap Yoyok kepada wartawan pada Senin (2/9/2024). Yoyok menambahkan bahwa ia tidak mengetahui secara pasti apa penyebab dari tawuran tersebut dan siapa saja yang terlibat.

Berdasarkan rekaman video yang beredar di media sosial, tawuran terjadi di depan SDN Rejosopinggir. Dalam video tersebut, puluhan penonton terlihat saling serang, beberapa di antaranya memungut batu dari jalan dan melemparkannya ke arah kelompok lawan. Beberapa penonton lainnya terlihat membawa potongan kayu dan saling kejar-kejaran. Situasi semakin tidak terkendali hingga aparat kepolisian terpaksa turun tangan untuk membubarkan kerumunan dan menghentikan aksi kekerasan tersebut.
Tawuran Warnai Karnaval HUT ke-79

Karnaval yang Terganggu

Karnaval di Desa Rejosopinggir ini sebenarnya dirancang untuk menjadi acara yang menghibur dan menyatukan warga. Dengan lima kelompok sound system dan berbagai becak hias, karnaval tersebut dimaksudkan untuk menambah semarak perayaan kemerdekaan. Namun, kericuhan yang terjadi ketika sound system keempat melintas membuat suasana berubah drastis. Meskipun karnaval sudah diorganisir dengan baik oleh pemerintah desa, insiden ini menunjukkan bahwa masih ada elemen masyarakat yang tidak bisa menjaga ketertiban dalam acara publik.

Respons dari Pihak Berwenang

Polisi setempat segera merespons dengan turun ke lokasi dan membubarkan massa yang terlibat tawuran. Hingga saat ini, pihak berwenang masih menyelidiki penyebab utama terjadinya tawuran tersebut dan siapa saja yang terlibat dalam aksi kekerasan tersebut. Kepala Desa Yoyok Supriyanto berharap agar insiden seperti ini tidak terulang kembali di masa depan, dan ia berjanji akan meningkatkan pengamanan pada acara-acara serupa untuk memastikan keamanan dan kenyamanan semua warga yang hadir.

Kesimpulan

Insiden tawuran yang terjadi di tengah karnaval HUT ke-79 Kemerdekaan RI di Desa Rejosopinggir, Jombang, menjadi pelajaran penting tentang pentingnya menjaga ketertiban dalam acara publik. Meskipun perayaan kemerdekaan seharusnya menjadi momen untuk bersuka cita, perilaku segelintir individu dapat merusak suasana dan mengancam keselamatan banyak orang. Diharapkan, kejadian ini menjadi refleksi bagi semua pihak untuk lebih menjaga perilaku dan ketertiban dalam setiap acara yang melibatkan banyak orang.

Baca juga : Kecanduan Gadget: Cara Mengatasi Kecanduan Gadget pada Anak-anak

Baca juga : Waspadai Tanda-Tanda Supermarket yang Tidak Sehat