Jakarta, SatuRakyat – Tragedi , tragis mengguncang Sidoarjo ketika seorang karyawati pabrik sepatu bernama Tita menjadi korban pembunuhan yang terhitung sadis. Cerita dimulai dari pertemuan antara Tita dan Eben, seorang penjaga warnet yang berubah menjadi pembunuh kejam.
Pertemuan Tak Terduga di Media Sosial
Pertemuan mereka tak terduga bermula dari interaksi di media sosial Facebook pada November 2015. Eben menggunakan akun bernama Germo Surabaya yang menarik perhatian Tita. Komunikasi melalui pesan pribadi berujung pada tawaran menjual keperawanannya senilai Rp 20 juta. Namun, pertemuan di hotel pada Desember 2015 membawa kekecewaan, ketika Eben hanya membawa Rp 200 ribu dari uang yang dijanjikan.
Tawar-Menawar Kehancuran
Meski kecewa, Tita memberikan kelonggaran dengan mengangsur pembayaran, awalnya mencapai Rp 500 ribu per bulan. Namun, perundingan berat terjadi ketika Eben menawarkan pembayaran hanya Rp 100 ribu per bulan. Ancaman melaporkan ke polisi membuat Eben panik, dan dalam keputusasaan, niat jahatnya terwujud.
Drama Kematian yang Mengerikan
Eben berpura-pura menyetujui pembayaran Rp 500 ribu, namun setelah hubungan intim, ia mengeluh kesulitan melunasi. Tita yang marah mengancam melaporkan ke polisi, memicu reaksi mengerikan dari Eben. Dengan dingin, Eben mencekik leher Tita hingga nyawanya hilang.
Pencurian dan Pelarian yang Gagal
Setelah membunuh, Eben meninggalkan kamar hotel setelah merampok barang-barang Tita. Rencananya, ia ingin menjual barang curiannya untuk melarikan diri. Karyawan hotel menemukan mayat Tita, dan setelah penyelidikan, Eben ditangkap.
Keadilan yang Terlambat
Pada Juni 2016, Eben dijatuhi vonis 12 tahun penjara, meski tuntutan jaksa mencapai 15 tahun. Kisah tragis ini menjadi cermin kegelapan di balik kepalsuan dunia maya dan keputusasaan seorang perempuan yang akhirnya menjadi korban pembunuhan.
Baca Juga : Duka Slank Ayah Bimbim Meninggal Dunia