Jakarta, SatuRakyat – Tren, China dilanda tren kecantikan baru yang disebut “blood purification” atau terapi pemurnian darah.
Mirip dengan dialisis, terapi ini dipromosikan oleh salon kecantikan dengan klaim sensasional: memperpanjang umur hingga 20 tahun.
Tren ini, diiringi kekhawatiran dari ahli medis dan kritik pedas di media sosial, menjadi sorotan hangat di Tiongkok.

Platform media sosial seperti Xiaohongshu dibanjiri postingan tentang terapi ini, dengan kata kunci “pemurnian darah” dan “terapi ozon” berseliweran.
Penggemarnya meyakini bahwa terapi ini dapat meningkatkan metabolisme, mengatur kekebalan tubuh, dan mendetoksifikasi tubuh, menjadikannya alat peremajaan yang mujarab.

Proses terapinya sendiri terbilang sederhana.
Terapis mengambil darah dengan jarum suntik, kemudian mencampurnya dengan ozon dan menyuntikkannya kembali ke tubuh pasien..
Pengguna terapi ini menggambarkan perubahan warna darah yang signifikan, dari gelap menjadi merah terang setelah oksigenasi, sebagai bukti peningkatan kesehatan.

Seorang pengguna, yang tidak gentar dengan jarum suntik, menceritakan pengalamannya di media sosial.
ia menyaksikan sendiri prosesnya, dan mengamati bahwa darahnya “merah tua, hampir seperti darah haid yang tidak sehat” sebelum diolah dengan ozon.

Biaya Tren Pemurnian Darah 

Biaya terapi ini tidak murah.
Seorang wanita bahkan rela merogoh kocek hingga 700.000 yen Jepang (US$4.700) untuk membawa ayahnya ke Jepang demi mendapatkan terapi ini.
Ia mengatakan bahwa terapi “blood purification” mengeluarkan lebih dari setengah kantong “kotoran” dari tubuh ayahnya.

Kekhawatiran Tren Ini

Namun, kekhawatiran tentang keamanan terapi ini bermunculan seiring dengan popularitasnya.
Luan Jie, wakil presiden Rumah Sakit Bedah Plastik di Akademi Ilmu Kedokteran Tiongkok, menegaskan keraguannya dalam sebuah wawancara dengan CCTV.

Luan mempertanyakan keamanan terapi “blood purification”.
“Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa metode pemurnian ini dapat memperpanjang umur atau meremajakan tubuh.”

Dia menambahkan bahwa terapi darah paling efektif yang diakui dunia medis adalah dialisis, yang digunakan untuk pasien gagal ginjal.
Dialisis menyaring racun dari darah yang tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal, dan merupakan bentuk detoksifikasi darah yang terbukti.

Kritikkan Dari Terapi Ini

Kritik pedas membanjiri media sosial terkait terapi ini.
Banyak yang mempertanyakan akal sehat orang-orang yang rela mencobanya.

“Mereka yang berani mencoba ini punya keberanian besar tapi kurang akal sehat,” komentar seorang warganet.

“Bukankah ini hanya cuci darah?
Orang normal tidak menjalani dialisis.
Pemerintah harus mengatur hal ini dengan ketat,” timpal yang lain.

Sindiran pun tak ketinggalan. “Saya harus memulai perawatan kecantikan medis yang baru, pemurnian otak,” canda seorang warganet.

“Ini bukan membersihkan darah Anda, ini membersihkan dompet Anda,” komentar pedas lainnya.

Banyak pihak meragukan keamanan dan efektivitas terapi “blood purification”.
Para ahli dan ilmuwan perlu mengkaji keamanan dan efektivitas terapi “blood purification” secara ilmiah.
Di tengah klaim panjang umur dan detoksifikasi, kritik dan kewaspadaan dari para ahli dan masyarakat menjadi pertimbangan penting sebelum tergoda untuk mencoba terapi ini.

Baca Juga : Sukses! Peluncuran Satelit Merah Putih 2 Era Baru Indonesia