Jakarta, SatuRakyat – Wahana luar angkasa Jepang mendarat terbalik di permukaan bulan setelah mengalami malfungsi pada salah satu mesinnya.
Dalam sebuah pencapaian luar biasa, pendaratan Smart Lander for Investigating Moon (SLIM) milik Jepang, berhasil melakukan pendaratan tepat di bulan pada minggu kemarin. Menandai Jepang sebagai negara kelima mencapai prestasi tersebut setelah Amerika Serikat, Uni Soviet, Tiongkok, dan India. Namun kesuksesan itu diwarnai dengan hal tak terduga, karena gambar ditunjukkan oleh wahana tersebut terbalik.
Meskipun awalnya mengalami kesulitan menentukan area pendaratannya, karena masalah baterai bertenaga surya. Data dari Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), mengungkapkan bahwa SLIM mendarat pada jarak 55 meter dari lokasi tujuan.
Tidak seperti pendaratan sebelumnya yang menargetkan zona lebih luas. SLIM bertujuan untuk mencapai presisi yang belum pernah tejadi sebelumnya dengan lokasi pendaratan sebesar 100 meter. Namun, karena ada salah satu mesin utamanya mengalami malfungsi menyebabkan pendaratan jadi lebih sulit.
Petinggi JAXA mengatakan, jika bukan karena adanya kerusakan mesin, Wahana luar angkasa itu (SLIM) kemungkinan besar akan mendarat dalam jarak tiga hingga empat meter dari targetnya. Terlepas dari hasil tak terduga, misi ini tetap dipuji sebagai sebuah keberhasilan. “penembak jitu bulan”, kini terletak di lereng kawah dengan baterai surya menghadap ke arah salah, sehingga menghambat pengisian ulang baterai.
Memprioritaskan transmisi data pendaratan, JAXA menyatakan harapannya bahwa wahana tersebut dapat terisi ulang, setelah sinar matahari mencapai sisi barat bulan dalam beberapa hari mendatang. Manajer proyek, Shinichiro Sakai, mengatakan “kami membuktikan bahwa anda dapat mendarat di mana pun anda inginkan, bukan di tempat yang anda bisa”.
Gambar yang dikirim kembali oleh SLIM, diambil oleh wahana otonom dilepaskan sebelum mendarat, memperlihatkan kendaraan utamanya di permukaan bulan. JAXA bermaksud menganalisis batuan bulan, untuk mengungkap misteri potensi sumber daya air, elemen penting untuk pangkalan bulan di masa depan. JAXA juga bermaksud adanya kemungkinan persinggahan perjalanan ke Mars.
Peluncuran SLIM pada bulan September, awalnya mengorbit Bumi sebelum memasuki orbit bulan saat hari Natal. Misi ini mewakili momen penting bagi program luar angkasa Jepang. Bertujuan untuk mengatasi kegagalan sebelumnya, termasuk kegagalan upaya pendaratan pada April, dan kegagalan roket andalannya saat peluncuran perdana pada bulan Maret.
Baca Juga : Bill Gates “Lima Tahun ke Depan AI Akan Mengubah Kehidupan”