Jakarta, 21 Januari 2024 SatuRakyat – Laporan PBB. Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) ungkapkan setidaknya 10.000 hingga 15.000 penduduk sebuah kota di Darfur Barat, Sudan, terbunuh pada tahun 2023.
Akibat kekerasan etnis yang dilakukan oleh milisi Pasukan Rapid Support Forces (RSF) dan milisi Arab sekutunya.

Pengawas sanksi independen Dewan Keamanan PBB mengatakan jumlah korban di El Geneina di perkiraan sekitar 12.000 orang telah terbunuh di seluruh Sudan sejak perang antara tentara Sudan dan RSF pecah tahun lalu.

Para pemantau juga menjelaskan tuduhan yang kredibel mengenai dukungan militer dari Uni Emirat Arab untuk RSF melalui wilayah Amdjarass di utara Chad.
Pada bulan November, seorang jenderal senior Sudan menuduh UEA mendukung upaya perang RSF.

UEA mengatakan dalam suratnya kepada para pengawas bahwa 122 pesawat telah terbang untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Amdjarass dan membantu warga Sudan yang melarikan diri dari perang.

Para pejabat UEA mengatakan mereka telah menyampaikan undangan kepada pengawas PBB untuk mengunjungi rumah sakit di lapangan Amdjarass.
untuk mempelajari secara langsung upaya kemanusiaan UEA untuk meringankan penderitaan yang disebabkan oleh konflik saat ini.

Temuan Laporan PBB

PBB melaporkan bahwa ada sekitar 500.000 orang telah meninggalkan Sudan ke Chad timur, beberapa ratus kilometer selatan dari Amdjarass.
Para pengawas mengatakan El Geneina mengalami “kekerasan yang intens” antara bulan April hingga Juni tahun lalu.

Mereka juga menuduh RSF dan sekutunya menargetkan suku Masalit dari etnis Afrika dan melakukan serangan yang mungkin merupakan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Tanggapan Dari RSF

Sejauh ini, belum ada tanggapan resmi dari RSF terhadap laporan tersebut.
“Serangan tersebut direncanakan, dikoordinasikan, dan dieksekusi oleh RSF dan milisi Arab sekutunya,” tulis para pengawas sanksi dalam laporan tahunan mereka kepada Dewan Keamanan PBB.

Laporan tahun lalu yang mewawancarai ratusan penyintas menggambarkan pembantaian mengerikan di El Geneina dan di rute sepanjang 30 km dari kota menuju perbatasan dengan Chad saat orang-orang melarikan diri.

“Saat tiba di pos pemeriksaan RSF, perempuan dan laki-laki dipisahkan dan menjadi sasaran pelecehan, penggeledahan, perampokan, dan serangan fisik.
RSF dan milisi sekutunya menembakin ratusan kaki orang tanpa pandang bulu untuk mencegah mereka melarikan diri,” kata para pengawas.

Jika diidentifikasi sebagai Masalit, banyak yang dieksekusi dengan ditembak di kepala.
Para perempuan diserang secara fisik dan seksual, Penembakan membabi buta juga melukai dan membunuh perempuan dan anak-anak

Reaksi Dunia

Temuan laporan PBB tersebut menimbulkan kecaman dari dunia internasional.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Uni Eropa, dan Amerika Serikat telah menyerukan agar pemerintah Sudan melakukan penyelidikan dan menuntut para pelaku pembantaian tersebut.

Pasca Laporan PBB

Pemerintah Sudan telah berjanji untuk menyelidiki temuan laporan PBB.
Namun, hingga saat ini, belum ada perkembangan signifikan dalam penyelidikan tersebut.

Pembantaian di El Geneina merupakan tragedi kemanusiaan yang mengerikan.
Pembantaian tersebut menunjukkan bahwa kekerasan etnis masih menjadi ancaman serius di Sudan.

Baca Juga : Pramugari Ketipu Snoop Dogg Malah Minta Foto Bareng