Jakarta, SatuRakyat – Komandan Militer Ukraina, Valerii Zaluzhnyi, menolak ketika Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy memintanya untuk mundur dari posisinya. Penolakan dari sang Jenderal membuat isu kemungkinan pemecatan, sehingga meningkatkan ketegangan antara Jenderal Zaluzhnyi dan Presiden Zelenskyy.
Ketegangan antara Presiden Zelenskyy dengan Komandan Militer Ukraina Zaluzhnyi telah memanas selama berminggu-minggu. Di perparah oleh kegagalan serangan balasan Ukraina pada musim panas. Perbedaan pandangan disebut sebagai penyebab utama konflik mereka, dengan tuduhan bahwa sang Jenderal, lebih banyak membuat pernyataan politik daripada fokus pada masalah militer.
Oleksii Goncharenko, seorang anggota parlemen oposisi Ukraina dan sekutu Jenderal Zaluzhnyi, menyatakan keprihatinannya. Ia mengatakan “Tidak ada masalah mendasar di antara mereka, tetapi kantor Zelenskyy khawatir bahwa Zaluzhnyi telah membuat pernyataan politik dan bukan militer.”
Meskipun Kementerian Pertahanan membantah isu pemecatan Zaluzhnyi. Namun para pengamat politik berpendapat bahwa permasalahan tersebut mungkin tidak akan berakhir sampai disitu saja. Zelenskyy dapat memilih opsi untuk memecat Zaluzhnyi, tapi prosesnya memerlukan dukungan dari menteri pertahanan.
Kyrylo Budanov, kepala intelijen militer Ukraina, kemungkinan akan jadi pengganti Zaluzhnyi. Namun, perubahan kepemimpinan militer bisa menimbulkan pertanyaan mengenai strategi Ukraina, dalam peranggnya melawan Russia.
Di tengah masalah penolakan Komandan Militer ini, Ukraina menghadapi masalah eksternal yang mendesak
Ukraina membujuk Kongres menyetujui paket bantuan militer senilai $61 miliar untuk mengamankan pasokan senjata dari Amerika. Di sisi Amerika sendiri, Partai Demokrat menuduh Partai Republik membahayakan kesepakatan bantuan karena alasan politik. Menambah kerumitan upaya diplomatik Ukraina.
Presiden Prancis Emmanuel Macron telah meminta para pemimpin Eropa untuk mempercepat bantuan ke Ukraina, dengan menekankan bahaya yang akan datang jika Russia sampai menang.
Situasi ini semakin rumit dengan perselisihan yang terus berlanjut antara Zelenskyy dan Zaluzhnyi. Karena Zaluzhnyi, adalah tokoh populer di negara tersebut, sehingga berpotensi menimbulkan tantangan terhadap otoritas presiden.
Ketika drama politik ini terangkat, strategi militer Ukraina dan kemampuannya untuk menghadapi tantangan eksternal masih belum pasti. Ukraina saat ini berada dalam kegelisahan selama periode krisis ketegangan geopolitik.
Baca Juga : Mutilasi Bayi Usai Lahiran, Seorang Ibu Muda di TTU