Jakarta, SatuRakyat – Kukang Primata , adalah salah satu jenis satwa liar yang dilindungi dan termasuk dalam ordo primata. Keberadaannya sangat penting bagi keseimbangan ekosistem dan upaya pelestarian hutan. Saat ini, tercatat hanya ada lima jenis kukang yang masih dapat ditemukan di dunia, tiga di antaranya hidup di Indonesia: kukang Kalimantan, kukang Sumatera, dan kukang Jawa.

Primata Imut yang Malu-Malu

Kukang dikenal sebagai primata yang imut dan pemalu, dengan ukuran tubuh antara 20-30 sentimeter. Sifat pemalunya sering kali membuat siapa saja yang melihatnya merasa gemas. Gerakannya yang lamban dan cara jalannya yang santai saat melingkar di cabang pohon menjadi daya tarik tersendiri. Kukang juga memiliki kebiasaan mengunyah makanan dengan sangat pelan.

Satwa Nokturnal dan Arboreal

Kukang merupakan satwa nokturnal, yang berarti aktif di malam hari. Mereka tidur pulas saat fajar menyingsing dan bangun saat petang menjelang. Pada malam hari, kukang beraksi mencari makan atau bermain. Aktivitas harian kukang banyak dihabiskan di atas pohon, membuatnya dikenal sebagai satwa arboreal. Kukang juga hidup soliter dan penyendiri, jarang terlihat bersama-sama dengan kukang lainnya.

Kukang yang Pintar

Kukang adalah satwa yang pintar. Ini terlihat dari caranya memakan buah-buahan, di mana ia hanya memakan daging buahnya saja, sementara kulit dan bijinya dibuang. Kukang menyukai buah yang benar-benar matang dan manis, sehingga jangan berharap kukang akan memakan buah yang masam dan mentah.

Tubuh yang Lentur

Kukang memiliki tubuh yang lentur, mampu meliuk di cabang pohon dan bahkan bergelantungan terbalik. Saat tidur, kukang menggulung tubuhnya bagaikan bola dengan kepala ditekuk dan disembunyikan pada bagian lutut. Posisi ini merupakan bentuk pertahanan diri dari musuh yang mengintai kala tidur, membuatnya memilih tidur di cabang pohon yang tinggi dan aman.

Taring Berbisa sebagai Pertahanan

Kukang adalah primata yang menghasilkan bisa yang digunakan sebagai pertahanan diri dari serangan predator atau ketika terancam bahaya. Gigitan kukang tidak berbahaya karena bisa tersebut bukan berasal dari gigi taringnya. Bisa pada kukang dihasilkan dari kelenjar yang berada pada siku lengan bagian dalam, yang kemudian dimasukkan ke mulut dan bercampur dengan air liur sebelum kukang menggigit. Gigitan kukang dapat menyebabkan alergi serius dengan gejala seperti kulit merah, gatal, kejang otot, demam, hingga pingsan.

Usia Panjang Kukang

Kukang diperkirakan memiliki umur sekitar 20-30 tahun di alam liar. Namun, karena gigi dan kuku kukang terus tumbuh sepanjang hidup mereka, sulit untuk menentukan usia pasti kukang di alam liar. Selain itu, belum ada yang pernah melacak kukang liar dari lahir sampai mati. Di penangkaran, kukang diketahui hidup lebih lama dari perkiraan. Kukang dua jari (Choloepus) di penangkaran dapat hidup selama 40-50 tahun. Seekor kukang di Kebun Binatang Nasional Smithsonian Institution hidup selama 49 tahun sebelum akhirnya mati. Namun, karena kurangnya kemampuan untuk membiakkan kukang di penangkaran hingga 50 tahun yang lalu, peluang individu kukang untuk melebihi usia ini sangat kecil.

Baca Juga : Balon Propaganda Perang Dingin Gaya Baru di Semenanjung Korea