Jakarta, 15 Januari 2024 SatuRakyat – Makassar, Pelajar Mahasiswa berinisial AF (25) asal Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) dibunuh pria bernama Permana (23) usai menjual pacarnya kepada pelaku.
Permana kesal karena membatalkan janji berhubungan seks dengan pacar korban melalui aplikasi kencan.
Pada Senin (8/1) sekitar pukul 05.11 WITA, korban tewas ditikam di Perumahan Bukamata Residence Blok Pinang, Kelurahan Paccerakkang, Kecamatan Biringkanaya.
Warga melihat pelaku mengejar korban dengan sepeda motor yang membawa parang.
“Dia (saksi) mendengar korban berteriak minta tolong hingga saksi keluar rumah dan melihat korban dikejar sepeda motor, korban pun mendatangi rumah saksi, masuk ke dalam halaman rumah saksi lalu pelaku turun dari motornya mengejar sambil memegang badik,” ujar Kasat Reskrim Polrestabes Makassar Kompol Devi Sujana kepada wartawan, Senin (8/1/2024).
Kompol Devi mengatakan, warga yang melihat korban dikejar hingga masuk ke dalam rumah terus berteriak hingga pelaku segera melarikan diri.
Namun korban mengalami beberapa luka tusukan.
“(Keterangan saksi Pacar korban) melihat korban mengeluarkan darah di bagian dada dan lengan kiri, sehingga saksi membawa korban masuk ke dalam rumah,” lanjut Devi.
Devi mengatakan, korban sempat membersihkan lukanya saat dievakuasi warga.
Korban kemudian dilarikan ke rumah sakit, namun meninggal dalam perjalanan.
“Korban kemudian meminta kopi, membasuh lukanya dengan air, dan menggunakan kopi tersebut untuk membersihkan lukanya, namun korban tidak sempat menceritakan kejadian yang menimpanya hingga dibawa ke rumah sakit,” jelas Devi.
“Korban meninggal di perjalanan dan sesampainya di rumah sakit, pihak dokter menyatakan meninggal,” lanjut Devi.
Korban Jual Pacar Ke Pelaku
Kapolrestabes Makassar Kombes Mokhamad Ngajib mengatakan, kejadian tersebut bermula saat AF menawarkan pacarnya melalui aplikasi MiChat di hari kejadian.
Setelah itu, pelaku kemudian memesan dan keduanya sepakat dan bertemu di Kompleks Perumahan Bukamata, Kelurahan Paccerakkang, Kecamatan Biringkanaya.
“Korban menawarkan perempuan tersebut kepada pelaku melalui MiChat, setelah itu pelaku memesan kemudian terjadi kesepakatan,” kata Kombes Ngajib kepada wartawan, Selasa (9/1).
Ngajib mengatakan, korban sempat mematok tarif Rp700.000 sekali kencan, namun pelaku sudah bernegosiasi.
Setelah mendapat persetujuan, pelaku digiring ke ruangan yang telah disiapkan.
“Awalnya perjanjian satu kali Rp 700.000 tapi saat disepakati menjadi Rp 200.000, Lalu pelaku menuju tempat yang sudah disiapkan di kamarnya,” kata Ngajib.
Kemudian setelah korban menerima uang dia keluar, setelah keluar datang perempuan yang ditawarkan di MiChat,” sebut Ngajib.
Namun, pacar korban berpura-pura marah kepada pelaku saat keduanya berada di dalam kamar.
Keduanya tidak jadi berhubungan seks.
Pacar korban ini malah marah terhadap pelaku, dengan marah itu dia modus supaya tidak terjadinya hubungan itu,” jelas Ngazibu.
Korban kemudian mendengar pacarnya berteriak dan masuk ke kamar lalu menghampiri mereka.
Korban dan pacarnya kemudian melarikan diri, meninggalkan pelaku dan terjadilah kejar-kejaran.
“Dengan sudah diberikannya uang, pelaku merasa tertipu dan pelaku mengejar ke korban (kemudian menikam) karena merasa tertipu,” pungkas Pak Ngazibu.
Baca Berita Lainnya : Rela Berdiri 6 Jam dalam Penerbangan Demi Istri Bisa Tidur